Minggu, 23 Oktober 2016

laporan kesuburan tanah jagung



I.   PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam yang ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif tanaman. Kesuburan habitat akar dapat bersifat hakiki dari bagian tubuh tanah yang bersangkutan, dan/atau di imbas oleh keadaan bagian lain dari tanah dan/atau diciptakan pengaruh dari keadaan lain lahan seperti lahan, iklim dan musim. Kesuburan tanah merupakan mutu suatu tanah atau lahan melainkan bukan sifat tanah maka kesuburan tanah tidak dapat diukur atau diamati melainkan hanya dapat ditaksir. Penaksiran kesuburan tanah dapat dilakukan atas dasar  sifat-sifat dan kelakuan fisik, kimia dan biologi tanah tersebut. Dilihat sifat-sifat dan kelakuan fisik, kimia dan biologi tanah penaksiran kesuburan tanah dapat dilakukan secara kangsung dengan cara melihat keadaan tanaman yang berada diareal  tersebut. Kedua cara penaksiran diatas cara penaksiran pertama lebih efektif digunakan dalam menaksir kesuburan tanah, karena dengan cara penaksiran pertama dapat diketahui faktor-faktor yang dapat menentukan kesuburan tanah. Penaksiran dilakukan dengan cara kedua maka kita hanya dapat mengetahui bahwa tanah tersebut memiliki kesuburan tanah yang baik atau tidak, tanpa bisa mengetahui faktor-faktor yang menentukan kesuburan dari tanah tersebut.
Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia yang permintaannya terus meningkat sejalan dengan perkembangan industri pangan. Permintaan jagung yang tinggi membutuhkan suatu usaha agar Indonesia dapat memenuhi kebutuhan jagung yang tinggi tersebut yaitu dengan cara peningkatan produksi jagung. Salah satu upaya peningkatan produksi jagung di Indonesia dapat dilakukan diantaranya melalui intensifikasi yaitu penggunaan varietas unggul baru, memperbanyak populasi tanaman per hektar serta penggunaan pupuk yang efektif dan efisien, serta ekstensifikasi dengan memperluas lahan pertanian jagung.
B.     Tujuan dan Kegunaan
Tujuan yang dilakukan pada praktikum kali ini ialah untuk melihat apakah adanya perbedaan penggunaan berbagai macam pupuk terhadap produksi dan pertumbuhan tanaman.
Kegunaan dari praktikum kali iniadalah untuk mengetahui melihat apakah adanya perbedaan penggunaan berbagai macam pupuk terhadap produksi dan pertumbuhan tanaman.









II.      TINJAUAN PUSTAKA
            Menurut Rukmana (1997), kedudukan tanaman jagung dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
 Kingdom        : Plantae
Divisio             : Spermathophyta
Subdivisio       : Angiospermae
Kelas               : Monocotyledoneae
Ordo                : Graminales
Famili              : Graminaceae
Genus              : Zea
Spesies            : Zea mays L.
            Akar seminal tumbuh pada saat biji berkecambah yang dicirikan dengan arah pertumbuhan akar ke bawah atau menembus tanah. Akar koronal muncul dari jaringan batang setelah plumula tumbuh. Akar udara tumbuh pada buku-buku di atas permukaan tanah yang berfungsi untuk asimilasi dan pendukung batang terhadap kerebahan (Rukmana, 1997).
            Batang tanaman jagung beruas-ruas (berbuku-buku) dengan jumlah ruas bervariasi antara 10-40 ruas. Tanaman jagung umumnya tidak bercabang, kecuali pada jagung manis sering tumbuh beberapa cabang (beranak) yang muncul dari pangkal batang. Panjang batang jagung berkisar antara 60 cm-300 cm, tergantung pada tipe jagung. Ruas-ruas batang bagian atas berbentuk silindris dan ruas-ruas batang bagian bawah berbentuk bulat agak pipih (Rukmana, 1997).
            Daun terdiri atas pelepah daun dan helaian daun. Helaian daun memenjang dengan ujung daun meruncing. Antara pelepah daun dan helaian daun dibatasi oleh spikula yang berguna untuk menghalangi masuknya air hujan/embun ke dalam pelepah daun (Suprapto, 1999).
            Tanaman ini berumah satu dengan bunga jantan tumbuh sebagai perbungaan ujung (tassel) pada batang utama (poros atau tangkai), dan bunga betina tumbuh terpisah sebagai perbungaan samping (tongkol) yang berkembang pada ketiak daun. Tanaman ini menghasilkan satu atau beberapa tongkol Kadang-kadang bunga jantan tumbuh pada ujung tongkol, dan bunga betina pada tassel (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Jagung manis tumbuh pada berbagai jenis tanah. Tanah liat lebih disukai karena mampu menahan lengas yang tinggi. Tanaman ini peka terhadap tanah masam, dan tumbuh baik pada kisaran pH tanah antara 6,0 dan 6,8 dan agak toleran terhadap kondisi basa (Rubatzky dan Yamaguchi, 1998).
Tanaman jagung membutuhkan tanah yang bertekstur lempung, lempung berdebu atau lempung berpasir, dengan struktur tanah remah, aerasi dan drainasenya baik, serta cukup air. Keadaan tanah demikian dapat memicu pertumbuhan dan produksi jagung bila tanah tersebut subur, gembur, dan kaya akan bahan organik. Tanah-tanah yang kekurangan air dapat menimbulkan penurunan produksi jagung hingga 15% (Rukmana, 1997).
Tanaman jagung sebaiknya mendapat cahaya matahari langsung. Pada waktu tanaman malai tua, terutama menuju masaknya biji dibutuhkan keadaan yang panas dan intensitas sinar matahari yang cukup bila tidak maka produksi yang dihasilkan akan menjadi kurang baik (Ginting,1995).
Tingginya produksi jagung semi (baby corn) dipengaruhi oleh sifat genetik (varietas) dan interaksinya dengan lingkungan tumbuh (environmental). Tanaman jagung membutuhkan suhu hangat antara 210C – 320C dengan suhu optimum untuk pertumbuhan berkisar antara 230C – 270C, dan kelembapan udara (Rh)   50% - 80% (Rukmana, 1997).
Pertumbuhan tanaman ini memerlukan curah hujan ideal sekitar   85-200 mm/bulan dan harus merata. Iklim yang dikehendaki oleh sebagian besar tanaman jagung adalah daerah-daerah beriklim sedang hingga daerah beriklim sub-tropis/tropis yang basah. Jagung dapat tumbuh di daerah yang terletak antara   0-50o LU hingga 0-40o LS (Ginting, 1995).








III.     METODE PRAKTIKUM
A.    Tempat dan Waktu
Praktikum ini dilaksanakan di Laboratorium lapangan Agroteknologi unit Lahan II Universitas Halu Oleo. Pada hari kamis 18 November 2015. Pukul 16.00- selesai WITA.
B.     Alat dan Bahan
      Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah polybek, gembor, pupuk kimia, dan pupuk organik












V.    PENUTUP
A.   Kesimpulan
Jagung manis tumbuh pada berbagai jenis tanah. Tanah liat lebih disukai karena mampu menahan lengas yang tinggi. Tanaman ini peka terhadap tanah masam, dan tumbuh baik pada kisaran pH tanah antara 6,0 dan 6,8 dan agak toleran terhadap kondisi basa.
Kesuburan tanah adalah mutu tanah untuk bercocok tanam yang ditentukan oleh interaksi sejumlah sifat fisika, kimia dan biologi tanah yang menjadi habitat akar-akar aktif tanaman. Kesuburan habitat akar dapat bersifat hakiki dari bagian tubuh tanah yang bersangkutan, dan/atau di imbas oleh keadaan bagian lain dari tanah dan/atau diciptakan pengaruh dari keadaan lain lahan seperti lahan, iklim dan musim. Kesuburan tanah merupakan mutu suatu tanah atau lahan melainkan bukan sifat tanah maka kesuburan tanah tidak dapat diukur atau diamati melainkan hanya dapat ditaksir. Penaksiran kesuburan tanah dapat dilakukan atas dasar  sifat-sifat dan kelakuan fisik, kimia dan biologi tanah tersebut.
Tanaman jagung merupakan salah satu tanaman pangan penting di Indonesia yang permintaannya terus meningkat sejalan dengan perkembangan industri pangan. Permintaan jagung yang tinggi membutuhkan suatu usaha agar Indonesia dapat memenuhi kebutuhan jagung yang tinggi tersebut yaitu dengan cara peningkatan produksi jagung.
B.   Saran
pada praktikum ini banyak prosedur yang harus dilakukan secara teliti dan tepat, maka dari itu disarankan kepada semua praktikan agar memperhatikan dengan baik dan benar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar