LAPORAN
PRAKTIKUM
NUTRISI TANAMAN
Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Kandang Kotoran Ayam
terhadap
Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Tanah
OLEH
TANZA NIRMALA
D1B1 14150
PROGRAM
STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN
AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
HALU OLEO
2016
HALAMAN PENGESAHAN
Judul :
Laporan Lengkap Praktikum Dasar – Dasar Pemuliaan Tanaman
Nama : Tanza Nirmala
NIM : D1B1 14 150
Kelas :
Agroteknologi B
Jurusan :
Agroteknologi
Fakultas :
Pertanian
Telah Diperiksa dan Disetujui
Kendari, Juni
2016
Dosen Koordinator Mata Kuliah, Koordinator
Asisten,
Prof. Dr. H. Darwis, DEA. Andi Awaludin, S.P.,
M.P.
NIP. 19610608 198602 1
001
KATA
PENGANTAR
Puji syukur kehadirat
Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat
mengerjakan tugas ini tanpa adanya halangan. Terima kasih juga kami ucapkan kepada
dosen mata kuliah dan Asisten
Praktikum yang bersedia memberikan waktu untuk menyelsaikan laporan ini.
Laporan Praktikum Nutrisi Tanaman ini disusun
berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan yang telah dilakukan dan dibahas
dengan dukungan oleh literatur yang relevan dengan pengamatan dan percobaan
yang telah dilaksanakan.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini dari segi penulisan dan penyajian
materi masih sangat jauh dari yang diharapkan, oleh karena itu kami
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk lebih
kearah perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.
Kendari, Juni 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman
Judul ...................................................................................................... i
Halaman
Pengesahan............................................................................................. ii
Riwayat
Hidup...................................................................................................... iii
Kata
Pengantar......................................................................................................
iv
Daftar
Isi............................................................................................................... v
Daftar Grafik......................................................................................................... vi
BAB I. PENDAHULUAN...............................................................................
1
A.
Latar Belakang........................................................................................
1
B. Tujuan dan Kegunaan..............................................................................
2
BAB II. TINJAUAN
PUSTAKA...................................................................... 3
BAB III. METODE
PRAKTIKUM.................................................................... 8
A. Waktu dan Tempat................................................................................... 8
B. Alat dan Bahan........................................................................................ 8
C. Cara Pelaksanaan...................................................................................... 8
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 10
A.
Hasil......................................................................................................... 10
B.
Pembahasan.............................................................................................. 12
BAB V. PENUTUP.............................................................................................. 16
A. Kesimpulan............................................................................................... 16
B. Saran......................................................................................................... 16
DAFTAR
PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR GRAFIK
No.
Judul Halaman
1.
Grafik Rata – Rata Tinggi Tanaman............................................................... 10
2.
Grafik Rata – Rata Panjang Daun................................................................... 10
3.
Grafik Rata – Rata Lebar Daun...................................................................... 11
4.
Grafik Rata – Rata Jumlah Daun.................................................................... 11
5.
Grafik Rata – Rata Diameter Batang.............................................................. 12
I.
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kacang
Tanah merupakan komoditas potensial yang memiliki kelebihan baik dari segi
agronomis maupun ekonomis. Cara
budidayanya mudah, dapat ditanam pada
tanah yang kurang subur, lebih tahan kekeringan, dapat dipanen umur 3-4
bulan, dan harga jual relatif tinggi dan stabil. Seiring dengan
meningkatnya kebutuhan akan kacang
tanah di Indonesia, tentunya peningkatan kuantitasnya pun sangat
diharapkan. Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan kacang tanah, maka
dibutuhkan inovasi-inovasi baru dalam penanaman kacang tanah agar menghasilkan
tanaman yang tumbuh dalam waktu cepat namun tidak merusak.
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu jenis tanaman
yang banyak dikonsumsi masyarakat Indonesia,
dimanfaatkan sebagai bahan pangan yang
dikonsumsi langsung, atau
campuran makanan seperti roti, bumbu dapur, bahan baku
industri minyak,
dan produk makanan
ternak, sehingga kebutuhan kacang tanah
terus meningkat setiap tahunnya sejalan dengan
peningkatan jumlah penduduk, kebutuhan gizi
masyarakat, dan diversifikasi
pangan. Hal ini tidak
sebanding dengan peningkatan
jumlah penduduk
tiap tahunnya. Permasalahan yang
dihadapi dalam
meningkatkan produksi kacang tanah
nasional disebabkan
oleh produktivitas tanaman
kacang tanah yang masih rendah
dan berkurangnya lahan
yang produktif.
Tumbuhan
memerlukan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Nutrisi yang dibutuhkan dalam
jumlah banyak disebut unsur makro ( makronutrien ). Unsur makro misalnya
karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, kalium, kalsium, posfor dan
magnesium. Sedangkan nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur
mikro ( mikronutrein ). Contoh unsur mikro adalah klor, besi, boron, mangan ,
seng, tembaga, molibdenum. Kekurangan nutrien di tanah atau media tempat
tumbuhan hidup menyebabkan tumbuhahan mengalami defisiensi. Defisiensi
mengakibatkan tumbuhan menjadi tumbuh dan berkembang dengan tidak sempurna.
B.
Tujuan
dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi
kacang tanah serta pengaruh kebutuhan nutrisi tanaman dengan pemberian pupuk
kotoran ayam.
Kegunaannya yaitu agar praktikan dapat mengukur pertumbuhan dan produksi
kacang tanah serta pengaruh kebutuhan nutrisi tanaman dengan pemberian pupuk kotoran
ayam.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Kacang tanah merupakan salah satu kelompok tanaman legum
yang secara morfologis memiliki
suatu keunikan tersendiri,
yaitu pada proses
pembentukan polongnya. Jika
pada tanaman legum yang lain polong terbentuk di atas permukaan tanah
(berada pada posisi yang sama dengan tajuk tanaman) tetapi untuk kacang tanah, polong
baru akan terbentuk apabila ginofor
(calon bakal buah
yang memanjang) sudah
mencapai dan masuk
ke dalam tanah (Andhi, 2010). Dalam dunia tumbuhan, tanaman kacang tanah
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rosales
Famili : Papilionaceae
Genus : Arachis
Spesies : Arachis hypogaea, L.
Menurut
Maesen dan Somaatmadja,
kacang tanah menghendaki keadaan iklim yang panas tetapi sedikit
lembab, yaitu rata-rata 65-75% dan curah
hujan tidak terlalu tinggi, yaitu sekitar 800-1300 mm/tahun. Pada waktu
berbunga tanaman kacang tanah menghendaki
keadaan yang cukup lembab dan cukup
udara, sehingga kuncup buah dapat menembus tanah dengan baik dan pembentukan polong dapat
berjalan secara leluasa,
sedangkan pada saat
buah kacang tanah menjelang tua, tanah harus diupayakan
menjadi kering (Latada, 2013).
Penanaman kacang tanah di Indonesia
kebanyakan dilakukan di tanah kering (tegalan) atau di sawah. Pada umumnya
kacang tanah ditanam pada saat menjelang musim kemarau, namun penanaman kacang
tanah di tegalan dilakukan pada awal atau akhir musim penghujan, karena tanaman
tersebut di tanam oleh petani maka dapat disebut sebagai produksi tanaman
rakyat. Kacang tanah
termasuk tanaman palawija,
yakni tanaman palawija
yang berumur pendek, jadi tanaman
ini tergolong tanaman yang cepat menghasilkan. Buah kacang tanah ini merupakan makanan
yang sehat, karena
mengandung protein nabati
dan lemak yang dibutuhkan manusia (Pitojo, 2005).
Masih rendahnya
produksi dan produktivitas
yang dicapai petani
dalam pengembangan budidaya kacang tanah disebabkan oleh teknik budidaya
yang belum optimal, pemupukan dan persediaan air kurang memadai, adanya serangan hama dan penyakit, serta
adanya gangguan gulma
yang merupakan pesaing
dari kacang tanah.
Pengaruh yang merugikan dari gulma
terhadap tanaman budidaya
dapat berupa persaingan
dalam pemanfaatan unsur hara,
air, cahaya serta
ruang tempat tumbuh.
Kemampuan persaingan antara tanaman
dengan gulma dipengaruhi
oleh jenis gulma,
kerapatan gulma, saat dan
lamanya persaingan, cara budidaya, dan varietas yang ditanam serta tingk at
kesuburan tanah (Wijaya dan Syawal, 2015).
Untuk tumbuh dan
berkembang, tanaman kacang tanah
memerlukan persyaratan tumbuh tertentu. Persyaratan
ini meliputi faktor kondisi
tanah dan iklim.
Kedua faktor tersebut
akan sangat mempengaruhi penentuan
saat tanam yang
tepat. Kacang tanah
tidak terlalu memilih jenis
tanah. Pada tanah
yang berat kacang
tanah masih dapat menghasilkan jika pengolahan
tanahnya dilakukan dengan
baik. Tetapi, kacang tanah
dapat tumbuh optimal
pada tanah yang
ringan yang cukup mengandung unsur hara (Prabowo dkk,
2015).
Meningkatan keruburan
tanah dapat dilakukan dengan
memanfaatkan sisa tanaman, kotoran
ternak, kompos, bokashi
yang dikenal sebagai bahan organik. Penggunaan bahan organik memberi
keuntungan antara lain
tekstur tanah menjadi lebih
baik, mengandung kurang lebih 16 macam unsur hara yang diperlukan
bagi pertumbuhan tanaman, aktifitas
mikroorganisme menguntungkan
lebih baik, dan
mudah diperoleh di pedesaan. Pemberian bahan
organik ke tanah
akan berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah secara
simultan, pengaruhnya adalah memperbaiki aerase tanah, menambah
kemamuan tanah menahan unsur
hara, meningkatkan kapasitas
menahan air, meningkatkan daya sangga tanah,
sebagai sumber unsur
hara dan sumber energi bagi mikroorganisme tanah
(Ariaini dkk, 2015).
Pemupukan dengan bahan organik merupakan salah satu
alternatif untuk meningkatkan kualitas tanah ultisol dengan cara menambah hara
makro dan mikro bagi tanaman sekaligus memperbaiki struktur tanah secara alami.
Fungsi bahan organik dalam
tanah yaitu selain
sumber makanan dan energi
bagi mikroorganisme juga
membantu dalam menyediakan hara
bagi tanaman melalui perombakan dirinya sendiri dan juga
menyediakan zat-zat yang dibutuhkan
agregasi partikel tanah. Pemberian bahan
organik dapat meningkatkan
pH tanah, P
tersedia, N total,
KTK, Kdd dan menurunkan Al-dd,
erapan P, fraksi Al dan Fe dalam tanah, sehingga
dapat meningkatkan kandungan P
tanaman, pada akhirnya
hasil tanaman juga turut meningkat (Ramadani dkk, 2015).
Frekuensi pemberian pupuk dilakukan pada masa vegetatif
tanaman, karena menurut), tanaman membutuhkan unsur hara untuk melakukan
proses-proses metabolisme, terutama masa vegetatif, sehingga diharapkan unsur
yang terserap dapat digunakan untuk mendorong pembelahan sel dan pembentukan
sel-sel baru untuk membentuk organ tanaman seperti daun, batang, dan akar yang
lebih baik sehingga dapat memperlancar proses fotosintesis. Pemupukan mempunyai
peran untuk mencukupi kebutuhan hara tanaman. Meskipun kacang tanah tidak menunjukkan
respon yang nyata terhadap penambahan pupuk, untuk mencapai produktivitas yang
tinggi diperlukan tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Pemberian kotoran ayam
merupakan salah satu alternatif yang perlu dikaji dalam peningkatan
produktivitas. Pemberian kotoran ayam dapat memperbaiki struktur tanah,
menambah kandungan bahan organik, meningkatkan aktivitas jasad renik,
meningkatkan kapasitas tukar kation dalam tanah (Rizqiani, 2007).
Pupuk kandang merupakan
kotoran hewan ternak
yang tercampur dengan sisa makanan. Nilai pupuk kandang
ditentukan oleh sumber cara penanganannya dan
harga hara yang
ditambahkan selain itu,
juga ditentukan oleh
komposisi pupuk, yang tergantung
dari jenis, umur,
keadaan individu hewan
dan jenis makanan yang dikonsumsi
hewan. Pupuk kandang memiliki
beberapa sifat yang
lebih baik antara
lain: merupakan humus yang dapat
menjaga mempertahankan struktur tanah, sebagai sumber hara N, P, dan K yang
amat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, menaikkan daya menahan
air dan banyak mengandung mikroorganisme yang dapat mensintesa senyawa-senyawa
tertentu sehingga berguna bagi tanaman (Rizwan, 2010).
Penambahan pupuk kandang kotoran ayam ke dalam tanah
dapat menjaga stabilitas agregat dan pori-pori makro yang dibutuhkan untuk
infiltrasi sehingga mengurangi run off dan erosi. Kotoran ayam
terkandung unsur-unsur hara seperti kadar N 1.70%, P 1.90% dan K 1.50%.
Terlihat bahwa pupuk kotoran ayam
memiliki sumber kalium
dan mengandung unsur
mikro seperti seng (Zn),
tembaga (Cu), besi
(Fe), molybdenum (Mo).
Pupuk kandang kotoran ayam
lebih cepat matangnya,
kelembaban yang rendah
memperkecil mineralisasinya
dan mempersempit depresi
nitrat dalam tanah
sehingga ketersediaan unsur hara
yang didapat dalam
kotoran ayam lebih
cepat diserap. Pupuk kandang
kotoran ayam juga
dikategorikan berkualitas tinggi,
pupuk kandang terkaya, mengandung
bahan organik, nitrogen,
fospor dan kalium tersedia lebih besar (Pranata, 2010).
Penggunaan
bahan organik yang dimaksud
adalah untuk meningkatkan kandungan bahan
organik adalah melalui pupuk
kandang. Hasil dari
dekomposisi bahan organik seperti
N, P, K,
Ca, S, dan Mg
yang sebelumnya teresimilasi
dengan bahan tersebut dan
secara langsung dapat meningkatkan pH
selain itu bahan
organik juga meningkatkan kemampuan
tanah menyangga kation karena
akhir dekomposisi bahan organik
menghasilkan suatu senyawa kompleks
yang disebut humus. Tanaman
kacang tanah (Arachis hypogeae L)
terpilih sebagai tanaman
percobaan penelitian karena tanaman tersebut
diupayakan dan dibudidayakan
seiring dengan permintaan semakin hari semakin meningkat,
selain itu perlu dilakukan penelitian
hasil kacang tanah (Arachis
hypogaea L.) akibat pemberian pupuk
kandang agar pertumbuhan suatu
tanaman tidak lagi terhambat dan
ketersedian hara meningkat (Sabran dkk,
2015).
Penggunaan pupuk sangat penting dalam peningkatan produksi
kacang tanah karena pupuk mengandung hara dengan konsentrasi relatif tinggi.
Untuk kacang tanah, pupuk yang banyak
dipakai adalah pupuk nitrogen (N), fosfat (P),
dan kalium (K).
Kacang tanah termasuk
tanaman Leguminosae yang
mampu mengikat nitrogen
dari udara. Namun,
kemampuannya mengikat nitrogen
baru dimiliki pada umur 15 –20 hari setelah tanam. Oleh karena itu, pupuk
nitrogen tetap diperlukan. Pemberiannya dilakukan bersamaan dengan saat tanam
dengan dosis 15 –20 kg N/ha. Pupuk fosfat berfungsi mendorong pertumbuhan akar.
Bagi kacang tanah, pupuk fosfat dibutuhkan lebih banyak dibanding pupuk
nitrogen yaitu 45
kg P2O2/ha. Sedangkan
pupuk kalium berperan penting
dalam fotosintesis. Tanah yang mengandung cukup kalium akan menghasilkan
kacang tanah yang
berkualitas tinggi. Pemberian
kalium yang cukup akan membuat polong tumbuh baik dan berisi penuh.
Dosis yang diperlukan kacang tanah yaitu 50 –60 kg K2O/ha (Indria, 2005).
Defisiensi atau kahat
unsur hara adalah kekurangan meterial (bahan) yang berupa makanan bagi tanaman
untuk melangsungkan hidupnya. Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda
tergantung dari jenis tanamannya, ada jenis tanaman yang rakus makanan dan
adapula yang biasa saja. Jika unsur hara dalam tanah tidak tersedia maka
pertumbuhan tanaman akan terhambat dan produksinya menurun. Dengan mengetahui gejala defisiensi unsur
hara pada tanaman merupakan salah
satu upaya mengetahui ketersediaan unsur hara pada tanaman tersebut (Dewanto, 2013).
III. METODE PRAKTIKUM
A. Waktu
dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2016.
Bertempat di Kebun Percobaan II Fakultas Pertanian
Universitas Halu Oleo, Kendari.
B.
Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu cangkul, parang, meteran, tali rafia, alat tulis
dan kamera.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu benih kacang
tanah, pupuk kandang kotoran ayam, dan pupuk urea.
C.
Cara Pelaksanaan
Prosedur kerja setiap reaksi yang dilakukan pada praktikum ini adalah
sebagai berikut.
1.
Persiapan dan Pembukaan
lahan
Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan
untuk pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan
akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman
berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit.
2.
Pembentukan Bedengan
Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang
menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm. Diantara bedengan dibuatkan parit.
3.
Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang
bersifat sangat masam dilakukan pengapuran dengan dosis + 1 - 2,5 ton/ha
selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.
4.
Penanaman
Sebelum penanam membuat larikan dengan jarak tanam 40
x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm. Setelah itu benih di tanam 2 atau 3 butir
ke dalam lubang tanam dengan kedalam 1-2 cm, kemudian di tutup dengan pupuk
kandang sesuai perlakuan.
5.
Pemupukan dan
Pemeliharaan
Dosis pupuk yang digunakan yaitu,
Pupuk kandang kotoran ayam : 20 ton per hektar
Pupuk urea : 100 kg per hektar
Cara
pemberian dilakukan 2 (dua) kali, yakni :
-
Pemupukan pertama : 10 t/ha pupuk klandang tanpa urea
(saat tanam)
-
Pemupukan kedua : 10 t/ha pupuk kandang + 100 kg urea
per hektar
Pemupukan kedua dilakukan pada saat
tanaman berumur 10 hari, bersamaan pendairan.
Untuk mencegah kekeringan dilakukan penyiraman tiap pagi jika tidak ada hujan. Penyulaman Sulam benih yang tidak
tumbuh atau mati, untuk penyulaman lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan
tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam
6.
Variabel yang
diamati
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan setiap minggu,
mulai umur 2 minggu setelah tanam (MST) pengamatan ini dilakukan setiap seminggu selama
5 kali. Mengukur tinggi tanaman, jumlah dan lebar daun, dan diameter
batang
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil
Hasil yang diperoleh pada praktikum ini dapat dilihat melalui data pada
tabel pengamatan berikut ini.
Grafik 1. Rata –
Rata Tinggi Tanaman
Grafik 2. Rata – Rata Panjang Daun
Tabel 3. Rata
–Rata Lebar Daun
Grafik 4. Rata – Rata Jumlah Daun
Grafik 5. Rtaa –Rata
Diameter Batang
B.
Pembahasan
Berdasarkan pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang tanah
selama praktikum ini dilaksanakan yaitu pengaruh pupuk kandang kotoran ayam
menunjukkan pengaruh nyata hanya terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang. Pengaruh yang terjadi
tersebut karena pupuk
kandang kotoran ayam yang
diberikan mampu memberikan dan
menyumbangkan unsur hara berlangsung secara
bertahap serta lama,
sehingga pemberian pupuk
kandang kotoran ayam memungkinkan untuk
memperbaiki sifat fisik, kimia
dan biologi tanah. Peranannya
terhadap sifat fisik adalah
struktur tanah dan mengurangi kepadatan, Sedangkan
pada sifat kimia
adalah meningkatkan kandungan
bahan organik, kapasitas tukar
kation (KTK) dan
kandungan hara makro
dan mikro, secara biologi pupuk
kandang berperan dalam meningkatkan aktivitas metabolik organisme tanah
dan kegiatan jasad
mikro serta membantu
dekomposisi tanah.
Pada beberapa hari setelah tanam minggu pertama, tanaman kacang tanah sudah
banyak yang tumbuh hingga 2-3 cm, namun masih ada beberapa yang belum tumbuh
dan ada yang mati. Setelah itu maka dilakukan penyulaman. Pengukuran pada
minggu pertama, pertumbuhan tanaman
kacang tanah pada masing – masing perlakuan memiliki ukuran tinggi tanaman yang
rata – rata sama sekitar 3,0 cm. Bahkan jumlah daunnya berjumlah rata – rata 2
tangkai pertanaman. Minggu kedua mulai ada peningkatan sampai minggu keempat.
Bisa dilihat dari rata – rata pertumbuhan tinggi hingga 31,7 cm, jumlah daun 7
tangkai sampai diameter batang 1,4 cm. Hal in karena penambahan pupuk organik
padat kotoran ayam dapat menyediakan unsur hara yang diperlukan
tanaman, diantaranya nitrogen,
posfor dan kalium.
Penggunaan pupuk organik padat
dari kotoran ayam memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman
kacang tanah, seperti tinggi tanaman,
panjang dan lebar daun, jumlah daun serta diameter batang.
Pemberian pupuk kandang
kotoran ayam menunjukkan pengaruh
nyata terhadap jumlah daun pada umur 35 dan 42 hst. Cara pemberian juga mampu
mendukung pertumbuhan tercapainya kebutuhan
tanaman yang optimal
sehingga memberikan respon
yang baik. Sedangkan tidak berpengaruh nyata pada variabel lainnya (tinggi tanaman)
diduga karena cara pemberian pupuk kandang ayam yang digunakan
pengaruhnya belum optimal karena belum terdekomposisi secara sempurna pada
tanah diawal pertumbuhan maupun terhadap masa berbuah sehingga pengaruhnya pada
tanaman belum tampak terlihat karena pupuk kandang kotoran ayam
yang digunakan dalam
kondisi belum sepenuhnya
matang tidak diayak. Pemupukan
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pada tanaman kacang tanah pemberian pupuk dilakukan dengan cara penyebaran
pupuk di permukaan tanah atau bedengan.
Pupuk kandang memiliki
beberapa sifat yang
lebih baik antara
lain: merupakan humus yang
dapat menjaga mempertahankan struktur
tanah, sebagai sumber hara N, P,
dan K yang amat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, menaikkan
daya menahan air dan banyak mengandung mikroorganisme yang dapat mensintesa
senyawa-senyawa tertentu sehingga berguna bagi tanaman. Penambahan pupuk
kandang ke dalam tanah dapat menjaga stabilitas agregat dan pori-pori makro
yang dibutuhkan untuk infiltrasi sehingga mengurangi run off dan erosi.
Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati, baik sebagai
indikator pertumbuhan maupun sebagai
parameter yang digunakan
untuk mengukur pengaruh lingkungan atau perlakuan yang
diterapkan. Ini didasarkan kenyataan bahwa tinggi tanaman merupakan ukuran
pertumbuhan yang paling mudah dilihat
(Hakim, 2009). Pemberian pupuk organik padat berpengaruh nyata pada
tinggi tanaman kacang tanah dengan perlakuan tanpa pupuk organik padat
dan perlakuan menggunakan pupuk organik padat.
Pupuk organik padat
dari kotoran ayam
memiliki kualitas yang baik
dibandingkan dengan pupuk
organik yang lainnya,
pupuk organik padat
ini mudah terdekomposisi sehingga
dapat memacu pertumbuhan tanaman,
pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian Buckman dan Brady (Indah
Megahwati, 2009), bahwa pupuk kandang
ayam merupakan bahan organik
yang berkualitas tinggi
dan cepat terdekomposisi atau
cepat tersedia bagi tanaman bila dibandingkan dengan pupuk organik yang
berasal dari sapi atau hewan lain. Kualitas bahan organik oleh kandungan lignin
dan polifenol serta C/N ratio dan berkorelasi
dengan kecepatan dekomposisi
dan mineralisasi bahan
organik tersebut. Berdasarkan
hasil analisis kimia pupuk kandang ayam, kandungan C/N rasio tergolong rendah
yaitu 1,92 artinya bahwa pupuk kandang ayam cepat terdekomposisi menjadi unsur
hara yang dibutuhkan tanaman sehingga akan memacu pertumbuhan tanaman.
Jumlah daun berpengaruh
terhadap penyediaan makanan
bagi tanaman (fotosintesis). Jumlah daun jagung yang
banyak 9,43 helai, terdapat pada tanaman yang dengan perlakuan pupuk organik
padat kotoran ayam 10 ton/ha. Semakin banyak daun semakin tinggi fotosintesis
yang terjadi. Menurut Gardner dkk.
(Wahida dkk., 2011), daun berfungsi
sebagai organ utama fotosintesis pada
tumbuhan, efektif dalam
penyerapan cahaya dan
cepat dalam pengambilan
CO2. Novizan (Dongoran, 2009)
menyatakan bahwa, nitrogen
dibutuhkan untuk membentuk senyawa penting
seperti klorofil, asam
nukleat, dan enzim
sedangkan unsur hara
mikro berfungsi terutama dalam pembentukan daun dan klorofil pada daun. Pemberian
pupuk urea yang mengandung 46% Nitrogen dapat memepengaruhi pembentukan daun. Apabila
pembentukan daun tersebut terganggu
maka proses fotosintesis
akan terganggu juga
dan pertumbuhan tanaman terganggu
dan jika terjadi
kekurangan nitrogen, tanaman
akan tumbuh lambat
dan kerdil.
Rataan panjang daun dan lebar daun menunjukkan bahwa pada perlakuan tanpa
pupuk organik berbeda nyata dengan perlakuan menggunakan pupuk organik padat.
Hasil penelitian Maryam
dkk. (2008),
menyatakan bahwa panjang
daun maupun lebar daun caisin dan
pakcoi serta lebar daun selada dengan perlakuan pupuk kandang ayam
menunjukkan hasil tertinggi
diantara perlakuan jenis
pupuk organik lain.
Hal ini diduga karena kandungan nitrogen pupuk
kandang ayam lebih tinggi dibandingkan
pupuk kandang sapi dan kompos.
Diameter batang berpengaruh
terhadap berdirinya tanaman
agar tidak mudah
roboh ketika tanaman semakin
tinggi. Diameter batang
yang paling besar
4,24 cm terdapat
pada tanaman dengan dosis pupuk organik padat 10 ton/ha. Diameter
batang semakin bertambah dipegaruhi oleh
unsur hara kalium. Penelitian Silahooy
(2008), tentang efek pupuk
KCl dan SP-36 terhadap kalium tersedia, serapan kalium dan hasil kacang
tanah (Arachis hypogaea L.) di Desa Halong
Kecamatan Baguala, menunjukkan
bahwa pentingnya kalium
dalam penambahan diameter batang berhubungan dengan fungsi kalium untuk
meningkatkan kadar sclerenchyma
pada batang. Sclerenchyma
mempunyai fungsi memberi
penebalan dan kekuatan pada
jaringan batang sehingga tanaman lebih kuat atau tidak mudah rebah, dengan
penambahan pupuk orgaik padat maka unsur
hara kalium bertambah dan terjadi penambahan sclerenchyma. Penambahan
sclerenchyma menyebakan diameter
batang juga bertambah besar. Rahmianna
dan Bel (Silahooy,
2008) menjelaskan bahwa
pertumbuhan tanaman berkolerasi dengan
penambahan konsentrasi kalium
pada daerah pembesaran.
Bila tanaman kekurangan kalium
pada daerah pembesaran
dan perpanjangan sel
terhambat, akan mempengaruhi
pertumbuhan tanaman.
V. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1)
Pupuk
kandang kotoran ayam berpengaruh nyata terhadap variabel tinggi tanaman,
jumlah daun, dan diameter batang.
2)
Pupuk
organik kotoran ayam yang paling baik mempengaruhi tanaman jagung yaitu pada
perlakuan pupuk organik kotoran ayam 10 ton/ha.
3)
Pupuk kandang memiliki
beberapa sifat yang
lebih baik antara
lain: merupakan humus yang
dapat menjaga mempertahankan struktur
tanah, sebagai sumber hara N, P,
dan K yang amat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, menaikkan
daya menahan air dan banyak mengandung mikroorganisme yang dapat mensintesa
senyawa-senyawa tertentu sehingga berguna bagi tanaman.
B.
Saran
Saran yang dapat saya sampaikan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman
kacang tanah menjadi lebih baik
maka disarankan memberikan pupuk kandang kotoran
ayam dengan dosis yang lebih banyak, dan untuk hasil produksi agar
maksimal harus di panen sesuai waktunya.
DAFTAR PUSTAKA
Andhi, 2010. Keterse iaan Fosfat, Serapan Fosfat, Dan Hasil
Tanaman Kacang Tanah Akibat Pemberian Pupuk Fosfat Pada Ultisols. Jurnal Ilmu
Tanah dan Lingkungan 9: 30-36.
Ariaini, Neichita Ayu.,
Supriyanto, Agus., Nurhariyati, Tri. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Jurnal Ilmiah
Biologi, Vol. 3 No. 2, Hal 80-89.
Dewanto, F. G. 2013. Pengaruh Pemupukan Anorganik dan Organik Terhadap Produksi Tanaman Jagung
Sebagai Sumber Pakan. Zootek
32 (5): 1-8.
Indria, Ariek Trias. 2005. Pengaruh
Sistem Pengolahan Tanah dan Pemberian Macam Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan
dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea I.). Skripsi S1 Pertanian di Fakultas
Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 43 hal.
Latada, Kurnia Y, dkk. 2013. Respon Pertumbuhan Dan
Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Melalui Pemberian Pupuk
Phonska). Jurnal Agrologia. 1 (2) : Hal 1-24.
Pitojo, 2005. Status Kadar
Lengas Tanah dan Hasil Kacang Tanah pada Berbagai Bentuk dan Dosis Mulsa
Jerami. Tesis. Unibraw. Malang.
Prabowo, Jarot., Haryoko,
Widodo., dan Zaharnis. 2015. Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) pada Tegakan
Tanaman Karet. Jurnal, hal 1-10.