Selasa, 05 April 2016

laporan pengambilan contoh benih



 LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI DAN PRODUKSI BENIH
“Pengambilan Contoh Benih”


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhCOepaocMLLCMmuZOYSueYK82CNt_v-sBV4dsdIRFGLvrDNEvrhpj-HhkHnw9fGX7HZphjCccFEbv__KisOy5zXnTxZFqJA51YwJDvPzY0MhD3RVDZBP2N2b-qzZhIutyWgbFPsr43K6s/s1600/Logo+UHO+2.png













       NAMA             : TANZA NIRMALA
       STAMBUK     : D1B114150
       KELAS            : AGT B



PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2016



1.      PENDAHULUAN
A.     Latar Belakang
Benih adalah faktor penetu pertama berhasilnya pertanian yang dilakukan. Benih yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula bagi pertanian yang di kembangkan. Namun sebaliknya benih yang buruk mampu mengakibatkan kegagalan hasil pada pertanian yang diusahakan. Oleh karena itu perlu adanya pengujian benih untuk mendapatkan benih yang baik untuk pertanian yang diusahakan. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan konsumen, dalam hal ini adalah petani mengalami kerugian.
Prinsip pengambilan cotoh benih adalah mengambil benih dari beberapa bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur menjadi satu. Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut pada wadah terpilih dalam jumlah yang sama. Pada saat penarikan contoh, tangan dimasukkan dengan telapak tangan terbuka, dan pada saat dikeluarkan jari-jari tangan hendaknya menggenggam benih secara rapat, sehingga tidak ada satu pun benih yang terlepas ketika tangan dikeluarkan dari dalam wadah. Benih-benih yang terambil dari setiap pengambilan contoh ini disebut contoh primer, sedangkan gabungan contoh-contoh primer disebut contoh komposit. Contoh benih yang diambil secara acak dari contoh komposit ini dapat digunakan sebagai contoh kiriman. Dari contoh kiriman ini kemudian diambil contoh kerja secara acak.
Contoh primer (primary sample) contoh primer dapat diambil dengan tangan atau dengan “seed trier” yaitu suatu alat untuk mengambil contoh benih. Apabila menggunakan tangan maka pengambilan contoh benih harus dilakukan pada kedalaman lebih dari 40 cm dari wadah atau bulk. Dalam beberapa hal dan untuk species tertentu, terutama yang benihnya sukar dialirkan, cara pengambilan contoh benih dengan tangan lebih memuaskan. Tetapi cara yang lebih umum dengan menggunakan seed trier. Alat ini terbuat dari pipa logam yang mempunyai celah-celah atau lubang-lubang di satu sisi melalui mana contoh benih dapat mesuk.

B.   Tujuan dan Kegunaan  
Tujuannya untuk mengetahui cara mengambil contoh benih agar didapatkan sejumlah contoh benih yang sesuaiuntuk pengujian dan mencerminkan sifat atau keadaaan kelompok benih
Kegunaannya adalah untuk mengetahui cara mengambil contoh benih agar didapatkan sejumlah contoh benih yang sesuaiuntuk pengujian dan mencerminkan sifat atau keadaaan kelompok benih


































2.      TINJAUAN PUSTAKA
Benih sebagai salah satu bahan dasar dalam budidaya tanaman memegang peranan yang sangat penting baik dalam memperbanyak tanaman maupun dalam mendapatkan produk hasil tanamannya, Kepastian mutu suatu kelompok benih yang diedarkan dan digunakan untuk penanaman sangat diperlukan untuk menjamin baik pengguna, pengedar, maupun pengada. Aspek legal dari mutu benih ini memerlukan perangkat berupa metode pengujian yang standar. Standar metode pengujian mutu benih yang ada selama ini mengacu pada ketentuan Internasional Seed Testing Association (ISTA) sehingga diperoleh sertifikasi benih yang bertujuan memelihara kemurnian dan mutu benih dari varietas unggul, serta menyediakan benih secara kontinyu kepada petani (Ricki B,2011)
Sebagai langkah pertama dalam pengujian mutu benih adalah menyediakan contoh benih yang dapat dianggap seragam dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh ISTA. Tujuan penarikan contoh adalah untuk mendapatkan contoh benih yang mewakili kelompok benih dalam jumlah yang cukup untuk keperluan pengujian mutu benih. Pada prinsipnya, pengambilan contoh dilakukan dari beberapa bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur menjadi satu. Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut pada wadah terpilih dalam jumlah yang sama. Pengujian benih di laboratorium bertujuan untuk mendapatkan keterangan tentang multi suatu benih digunakan untuk keperluan penanaman (Darutiyastireni, 2010).
Sebagai langkah pertama dalam pengujian mutu benih adalah menyediakan contoh benih yang dapat dianggap seragam dan memenuhi persyratan yang telah idtentukan oleh ISTA. Tujuan penarikan contoh adalah untuk mendapatkan contoh benih yang mewakili kelompok benih dalam jumlah yang cukup untuk keperluan pengujian mutu benih. Benih pertanian dan holtikultura : untuk benih yang berukuran seperti Triticum spp atau lebih besar, berat maksimum untuk setiap kelompok benih adalah 20.000 kg. untuk benih yang lebih kecil dari Triticum spp, berat maksimumnya adalah 10.000 kg. benih pohon-pohonan : untuk benih yang berukuran seperti benih Fagus spp atau lebih besar, berat maksimumnya adalah 5.000 kg. untuk benih yang lebih kecil dari benih Fagus spp berat maksimumnya adalah 1.000 kg (Ferdian 2010).
Prinsip pengambilan cotoh benih adalah mengambil benih dari beberapa bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur menjadi satu. Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut pada wadah terpilih dalam jumlah yang sama. Pada saat penarikan contoh, tangan dimasukkan dengan telapak tangan terbuka, dan pada saat dikeluarkan jari-jari tangan hendaknya menggenggam benih secara rapat, sehingga tidak ada satu pun benih yang terlepas ketika tangan dikeluarkan dari dalam wadah. Benih-benih yang terambil dari setiap pengambilan contoh ini disebut contoh primer, sedangkan gabungan contoh-contoh primer disebut contoh komposit. Contoh benih yang diambil secara acak dari contoh komposit ini dapat digunakan sebagai contoh kiriman. Dari contoh kiriman ini kemudian diambil contoh kerja secara acak (Kuswanto, H., 1997)
Contoh primer (primary sample) contoh primer dapat diambil dengan tangan atau dengan “seed trier” yaitu suatu alat untuk mengambil contoh benih. Apabila menggunakan tangan maka pengambilan contoh benih harus dilakukan pada kedalaman lebih dari 40 cm dari wadah atau bulk. Dalam beberapa hal dan untuk species tertentu, terutama yang benihnya sukar dialirkan, cara pengambilan contoh benih dengan tangan lebih memuaskan. Tetapi cara yang lebih umum dengan menggunakan seed trier. Alat ini terbuat dari pipa logam yang mempunyai celah-celah atau lubang-lubang di satu sisi melalui mana contoh benih dapat mesuk. (uwandi, N. Sumarni dan F.A. Bahar. 1995)
Berat 1000 biji merupakan karakter kuantitatif dari suatu tanaman yang meliputi bagian biji, panjang biji, jumlah biji, berat biomassa dan lain-lain. Umumnya karakter ini dapat diukur dengam menggunakan satuan tertentu, sehingga disebut juga karakter metrik. Karakter metrik tidak dapat dibedakan secara  tegas, karena sebenarnya bersifat kontinue. Biasanya karakter ini  dikendalikan oleh banyak gen minor, untuk menentukan hasil gabah tiap hektar perlu diketahui  berat 1000 biji, karena berat 1000 biji relatif tetap sehingga dapat digunakan  untuk menyatakan hasil tiap hektar (Nasir 2005).
Benih sering disamaartikan dengan biji, namun terdapat perbedaan yang mendasar antarakedua istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih berfungsi sebagai alat perbanyakan generatif, sedangkan biji berfungsi sebagai bahan makanan. Dalam batasan struktural, benih sama dengan buah tetapi dalam batasan fungsional tidak sama dengan biji (Satopo, L. 2002).
Biji bukan objek pasca panen karena benih merupakan komoditi pertanian yang proses produksidan persiapan sejak benih sumber yang ditanamharus jelas identitas genetiknya sampai menghasilkan benih bermutu sesuai analisis benih ditangan konsumen benih (Satopo, L. 1985)




















                              











3.      METODE PENELITIAN
A.    Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat 11 Maret 2016 pukul 14.00 WITA - selesai di Laboratorium Agroteknologi Unit Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.
B.        Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu benih jagung (Zea mays L), Kacang Hijau (Phaseolus radiates), Padi sawah (Oryza sativa. L)  dan kacang tanah ((Arachis hipogeae).
Alat yang digunakan yaitu timbangan, kantong plastik, mangkok , spatul, sendok dan baki
C.    Prosedur kerja
1.        Mengambil sejumlah benih dari suatu kelompok benih dengan satu kali pengambilan.
2.        Contoh yang diambil digabungkan.
3.        Ke`mudian contoh komposit dikurangkan secara merata dan bertahap sesuai dengan bobot yang ditetapkan.
4.        Kemudian contoh kiriman tersebut dikurangkan secara merata dan bertahap sesuai dengan dalam proses pengujian mutu.
5.        Lalu dilakuakan pengambilan contok kerja dengan cara mangkok, cara sendok dan modifikasi parohan.










4.      HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil Pengamatan
Adapun hasil pengamatan dalam pengambilan contoh benih dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 1. Hasil pengambilan contoh benih.
Jenis Benih
Jenis contoh benih
Cara pengambilan contoh benih
Bobot contoh (gram
Kacang hijau (Phaseolus radiaus)
Primer 1
Primer 2
Primer 3
Primer 4
Komposit
Kiriman
Kerja
Mangkok
Mangkok
Mangkok
Mangkok
Parohan
Parohan
Parohan





811,059
384,149
186,66
Kacang tanah (Arachis hipogeae)
Primer 1
Primer 2
Primer 3
Primer 4
Komposit
Kiriman
Kerja
Mangkok
Mangkok
Mangkok
Mangkok
Parohan
Parohan
Parohan
167,37
162,49
182,86
183,36
696,07
338,99
157,96
Padi (Oriza sativa)
Primer 1
Primer 2
Primer 3
Primer 4
Komposit
Kiriman
Kerja
Mangkok
Mangkok
Mangkok
Mangkok
Parohan
Parohan
Parohan
106,72
86,12
100,69
115,32
408,85
215,63
103,34
Jagung (Zea mays L.)
Primer 1
Primer 2
Primer 3
Primer 4
Komposit
Kiriman
Kerja
Mangkok
Mangkok
Mangkok
Mangkok
Parohan
Parohan
Parohan
155,92
224,67
187,89
201,30
769,77
386,19
194,46


B.     Pembahasan
Benih adalah faktor penetu pertama berhasilnya pertanian yang dilakukan. Benih yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula bagi pertanian yang di kembangkan. Namun sebaliknya benih yang buruk mampu mengakibatkan kegagalan hasil pada pertanian yang diusahakan. Oleh karena itu perlu adanya pengujian benih untuk mendapatkan benih yang baik untuk pertanian yang diusahakan. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan konsumen, dalam hal ini adalah petani mengalami kerugian.
Sebagai langkah pertama dalam pengujian mutu benih adalah menyediakan contoh benih yang dapat dianggap seragam dan memenuhi persyratan yang telah idtentukan oleh ISTA.      
Prinsip pengambilan cotoh benih adalah mengambil benih dari beberapa bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur menjadi satu. Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut pada wadah terpilih dalam jumlah yang sama. Pada saat penarikan contoh, tangan dimasukkan dengan telapak tangan terbuka, dan pada saat dikeluarkan jari-jari tangan hendaknya menggenggam benih secara rapat, sehingga tidak ada satu pun benih yang terlepas ketika tangan dikeluarkan dari dalam wadah. Benih-benih yang terambil dari setiap pengambilan contoh ini disebut contoh primer, sedangkan gabungan contoh-contoh primer disebut contoh komposit. Contoh benih yang diambil secara acak dari contoh komposit ini dapat digunakan sebagai contoh kiriman.
Hasil pengamatan yang dilakukan bahwa benih Kacang hijau (Vigna Radiata) pada pengamatan primer 1,2,3,4 yang pengamatannya dilakaukan dengan menggunakan mengkok yaitu … jenis contoh komposit dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 811,059, jenis contoh kiriman dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 384,189, dan , jenis contoh kerja dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 186,66.

Hasil pengamatan yang dilakukan bahwa benih Kacang tanah (Arachis hipogeae) pada pengamatan primer 1,2,3,4 yang pengamatannya dilakaukan dengan menggunakan mengkok yaitu 167,37,  162,49,  182,86,  183,36.  jenis contoh komposit dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 696,07 , jenis contoh kiriman dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 338,99 , dan , jenis contoh kerja dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 157,96.
Hasil pengamatan yang dilakukan bahwa benih Padi (Oriza sativa) pada pengamatan primer 1,2,3,4 yang pengamatannya dilakaukan dengan menggunakan mengkok yaitu 106,72,  86,12,  100,69,  115,32.  jenis contoh komposit dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 408,85, jenis contoh kiriman dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 215,63, dan  jenis contoh kerja dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 103,34.
Hasil pengamatan yang dilakukan bahwa benih Jagung (Zea mays L.) pada pengamatan primer 1,2,3,4 yang pengamatannya dilakaukan dengan menggunakan mengkok yaitu 155,92,  224,67,  187,89,  201,30.  jenis contoh komposit dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 769,77, jenis contoh kiriman dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 386,19, dan  jenis contoh kerja dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 194,46.









5.      PENUTUP
A.        Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum teknologi produksi benih dengan pengambilan contoh benih ialah sebagai berikut :
1.      Benih adalah faktor penetu pertama berhasilnya pertanian yang dilakukan. Benih yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula bagi pertanian yang di kembangkan. Namun sebaliknya benih yang buruk mampu mengakibatkan kegagalan hasil pada pertanian yang diusahakan. Oleh karena itu perlu adanya pengujian benih untuk mendapatkan benih yang baik untuk pertanian yang diusahakan. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan konsumen, dalam hal ini adalah petani mengalami kerugian.
2.      Prinsip pengambilan cotoh benih adalah mengambil benih dari beberapa bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur menjadi satu. Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut pada wadah terpilih dalam jumlah yang sama. Pada saat penarikan contoh, tangan dimasukkan dengan telapak tangan terbuka, dan pada saat dikeluarkan jari-jari tangan hendaknya menggenggam benih secara rapat, sehingga tidak ada satu pun benih yang terlepas ketika tangan dikeluarkan dari dalam wadah.
3.      Hasil pengamatan yang dilakukan bahwa benih Kacang hijau (Vigna Radiata) pada pengamatan primer 1,2,3,4 yang pengamatannya dilakaukan dengan menggunakan mengkok yaitu … jenis contoh komposit dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 811,059, jenis contoh kiriman dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 384,189, dan , jenis contoh kerja dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 186,66.
4.      Hasil pengamatan yang dilakukan bahwa benih Kacang tanah (Arachis hipogeae) pada pengamatan primer 1,2,3,4 yang pengamatannya dilakaukan dengan menggunakan mengkok yaitu 167,37,  162,49,  182,86,  183,36.  jenis contoh komposit dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 696,07 , jenis contoh kiriman dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 338,99 , dan , jenis contoh kerja dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 157,96.
5.      Hasil pengamatan yang dilakukan bahwa benih Padi (Oriza sativa) pada pengamatan primer 1,2,3,4 yang pengamatannya dilakaukan dengan menggunakan mengkok yaitu 106,72,  86,12,  100,69,  115,32.  jenis contoh komposit dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 408,85, jenis contoh kiriman dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 215,63, dan  jenis contoh kerja dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 103,34.
6.      Hasil pengamatan yang dilakukan bahwa benih Jagung (Zea mays L.) pada pengamatan primer 1,2,3,4 yang pengamatannya dilakaukan dengan menggunakan mengkok yaitu 155,92,  224,67,  187,89,  201,30.  jenis contoh komposit dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 769,77, jenis contoh kiriman dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 386,19, dan  jenis contoh kerja dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 194,46.

B.    Saran
Saran saya pada praktikum teknologi dan produksi benih agar pada melaksanakan praktikum harus diperhatikan dengan baik sehingga tidak ada kesalahan dan kecelakaan kerja saaat praktikum sedang dimulai atau dilaksanakan.






DAFTAR PUSTAKA
Copeland L O dan M B Mc Donald 2005. Principles of Seed Science and Technology. New York: Burgess Publishing Company.

Ferdian 2010. Ilmu Pertanian. Jurnal Kultura. Vol. 11 (No.1). halaman : 22-31.

Kuswanto, H. 1997. Analisis Benih. Andi, Yogyakarta.

Nasir 2005. Peranan benih dalam usaha pengembangan palawija 1.  Jurnal Agronomi XII (1): 12-15.


Satopo, L. 1985. Teknologi Benih. Jakarta : CV. Gramada.

Satopo, L. 2002. Teknologi Benih. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Tim Penyusun. 2009. Penuntun Praktikum Teknologi Benih. Jurusan Budidaya, Fakultas Pertanian. Universitas Udayana. Denpasar

uwandi, N. Sumarni dan F.A. Bahar. 1995. Aspek Agronomi Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta.


















LAMPIRAN

Tidak ada komentar:

Posting Komentar