LAPORAN PRAKTIKUM
TEKNOLOGI DAN PRODUKSI BENIH
“Pengambilan Contoh Benih”

NAMA : TANZA NIRMALA
STAMBUK : D1B114150
KELAS : AGT
B
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2016
1. PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Benih adalah faktor penetu pertama berhasilnya pertanian yang dilakukan.
Benih yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula bagi pertanian yang di
kembangkan. Namun sebaliknya benih yang buruk mampu mengakibatkan kegagalan
hasil pada pertanian yang diusahakan. Oleh karena itu perlu adanya pengujian
benih untuk mendapatkan benih yang baik untuk pertanian yang diusahakan. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan
konsumen, dalam hal ini adalah petani mengalami kerugian.
Prinsip pengambilan cotoh benih adalah mengambil benih dari
beberapa bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur menjadi satu.
Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut pada
wadah terpilih dalam jumlah yang sama. Pada saat penarikan contoh, tangan
dimasukkan dengan telapak tangan terbuka, dan pada saat dikeluarkan jari-jari
tangan hendaknya menggenggam benih secara rapat, sehingga tidak ada satu pun
benih yang terlepas ketika tangan dikeluarkan dari dalam wadah. Benih-benih
yang terambil dari setiap pengambilan contoh ini disebut contoh primer,
sedangkan gabungan contoh-contoh primer disebut contoh komposit. Contoh benih
yang diambil secara acak dari contoh komposit ini dapat digunakan sebagai
contoh kiriman. Dari contoh kiriman ini kemudian diambil contoh kerja secara
acak.
Contoh primer (primary sample) contoh primer dapat
diambil dengan tangan atau dengan “seed trier” yaitu suatu alat untuk mengambil
contoh benih. Apabila menggunakan tangan maka pengambilan contoh benih harus
dilakukan pada kedalaman lebih dari 40 cm dari wadah atau bulk. Dalam beberapa
hal dan untuk species tertentu, terutama yang benihnya sukar dialirkan, cara
pengambilan contoh benih dengan tangan lebih memuaskan. Tetapi cara yang lebih
umum dengan menggunakan seed trier. Alat ini terbuat dari pipa logam yang
mempunyai celah-celah atau lubang-lubang di satu sisi melalui mana contoh benih
dapat mesuk.
B. Tujuan dan
Kegunaan
Tujuannya untuk mengetahui cara mengambil contoh benih agar
didapatkan sejumlah contoh benih yang sesuaiuntuk pengujian dan mencerminkan
sifat atau keadaaan kelompok benih
Kegunaannya adalah untuk mengetahui cara mengambil contoh
benih agar didapatkan sejumlah contoh benih yang sesuaiuntuk pengujian dan
mencerminkan sifat atau keadaaan kelompok benih
2. TINJAUAN PUSTAKA
Benih sebagai salah satu bahan dasar dalam budidaya
tanaman memegang peranan yang sangat penting baik dalam memperbanyak tanaman
maupun dalam mendapatkan produk hasil tanamannya, Kepastian mutu suatu
kelompok benih yang diedarkan dan digunakan untuk penanaman sangat diperlukan
untuk menjamin baik pengguna, pengedar, maupun pengada. Aspek legal dari mutu
benih ini memerlukan perangkat berupa metode pengujian yang standar. Standar
metode pengujian mutu benih yang ada selama ini mengacu pada ketentuan Internasional
Seed Testing Association (ISTA) sehingga diperoleh sertifikasi benih yang
bertujuan memelihara kemurnian dan mutu benih dari varietas unggul, serta
menyediakan benih secara kontinyu kepada petani (Ricki
B,2011).
Sebagai
langkah pertama dalam pengujian mutu benih adalah menyediakan contoh benih yang
dapat dianggap seragam dan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan oleh
ISTA. Tujuan penarikan contoh adalah untuk mendapatkan contoh benih yang
mewakili kelompok benih dalam jumlah yang cukup untuk keperluan pengujian mutu
benih. Pada prinsipnya, pengambilan contoh dilakukan dari beberapa bagian dari
suatu kelompok benih yang kemudian dicampur menjadi satu. Penarikan contoh
dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut pada wadah terpilih dalam
jumlah yang sama. Pengujian benih di laboratorium bertujuan untuk mendapatkan
keterangan tentang multi suatu benih digunakan untuk keperluan penanaman
(Darutiyastireni, 2010).
Sebagai langkah pertama dalam pengujian mutu benih adalah
menyediakan contoh benih yang dapat dianggap seragam dan memenuhi persyratan
yang telah idtentukan oleh ISTA. Tujuan penarikan contoh adalah untuk
mendapatkan contoh benih yang mewakili kelompok benih dalam jumlah yang cukup
untuk keperluan pengujian mutu benih. Benih pertanian dan holtikultura : untuk
benih yang berukuran seperti Triticum spp atau lebih besar, berat
maksimum untuk setiap kelompok benih adalah 20.000 kg. untuk benih yang lebih
kecil dari Triticum spp, berat maksimumnya adalah 10.000 kg. benih
pohon-pohonan : untuk benih yang berukuran seperti benih Fagus spp atau
lebih besar, berat maksimumnya adalah 5.000 kg. untuk benih yang lebih kecil
dari benih Fagus spp berat maksimumnya adalah 1.000 kg (Ferdian 2010).
Prinsip pengambilan cotoh benih adalah mengambil benih dari
beberapa bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur menjadi satu.
Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai sudut pada
wadah terpilih dalam jumlah yang sama. Pada saat penarikan contoh, tangan
dimasukkan dengan telapak tangan terbuka, dan pada saat dikeluarkan jari-jari
tangan hendaknya menggenggam benih secara rapat, sehingga tidak ada satu pun
benih yang terlepas ketika tangan dikeluarkan dari dalam wadah. Benih-benih
yang terambil dari setiap pengambilan contoh ini disebut contoh primer,
sedangkan gabungan contoh-contoh primer disebut contoh komposit. Contoh benih
yang diambil secara acak dari contoh komposit ini dapat digunakan sebagai
contoh kiriman. Dari contoh kiriman ini kemudian diambil contoh kerja secara
acak (Kuswanto, H., 1997)
Contoh primer (primary sample) contoh primer dapat
diambil dengan tangan atau dengan “seed trier” yaitu suatu alat untuk mengambil
contoh benih. Apabila menggunakan tangan maka pengambilan contoh benih harus
dilakukan pada kedalaman lebih dari 40 cm dari wadah atau bulk. Dalam beberapa
hal dan untuk species tertentu, terutama yang benihnya sukar dialirkan, cara
pengambilan contoh benih dengan tangan lebih memuaskan. Tetapi cara yang lebih
umum dengan menggunakan seed trier. Alat ini terbuat dari pipa logam yang
mempunyai celah-celah atau lubang-lubang di satu sisi melalui mana contoh benih
dapat mesuk. (uwandi,
N. Sumarni dan F.A. Bahar. 1995)
Berat 1000 biji merupakan
karakter kuantitatif dari suatu tanaman yang meliputi bagian biji, panjang biji,
jumlah biji, berat biomassa dan lain-lain. Umumnya karakter ini dapat diukur
dengam menggunakan satuan tertentu, sehingga disebut juga karakter metrik.
Karakter metrik tidak dapat dibedakan secara
tegas, karena sebenarnya bersifat kontinue. Biasanya karakter ini dikendalikan oleh banyak gen minor, untuk
menentukan hasil gabah tiap hektar perlu diketahui berat 1000 biji, karena berat 1000 biji
relatif tetap sehingga dapat digunakan
untuk menyatakan hasil tiap hektar (Nasir 2005).
Benih sering
disamaartikan dengan biji, namun terdapat perbedaan yang mendasar antarakedua
istilah tersebut, yakni fungsinya. Benih berfungsi sebagai alat perbanyakan
generatif, sedangkan biji berfungsi sebagai bahan makanan. Dalam batasan
struktural, benih sama dengan buah tetapi dalam batasan fungsional tidak sama
dengan biji (Satopo, L. 2002).
Biji bukan objek
pasca panen karena benih merupakan komoditi pertanian yang proses produksidan
persiapan sejak benih sumber yang ditanamharus jelas identitas genetiknya
sampai menghasilkan benih bermutu sesuai analisis benih ditangan konsumen benih
(Satopo, L. 1985)
3. METODE PENELITIAN
A.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Jumat 11
Maret 2016 pukul 14.00 WITA - selesai di Laboratorium Agroteknologi Unit
Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo.
B.
Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu
benih jagung (Zea mays L), Kacang Hijau (Phaseolus radiates),
Padi sawah (Oryza sativa. L) dan kacang tanah ((Arachis hipogeae).
Alat yang digunakan yaitu timbangan, kantong
plastik, mangkok , spatul, sendok dan baki
C.
Prosedur kerja
1.
Mengambil sejumlah benih dari suatu kelompok benih
dengan satu kali pengambilan.
2.
Contoh yang diambil digabungkan.
3.
Ke`mudian contoh komposit dikurangkan secara merata
dan bertahap sesuai dengan bobot yang ditetapkan.
4.
Kemudian contoh kiriman tersebut dikurangkan secara
merata dan bertahap sesuai dengan dalam proses pengujian mutu.
5.
Lalu dilakuakan pengambilan contok kerja dengan cara
mangkok, cara sendok dan modifikasi parohan.
4. HASIL
DAN PEMBAHASAN
A.
Hasil Pengamatan
Adapun hasil
pengamatan dalam pengambilan contoh benih dapat dilihat pada tabel sebagai
berikut:
Tabel 1. Hasil pengambilan contoh benih.
Jenis Benih
|
Jenis contoh benih
|
Cara pengambilan contoh
benih
|
Bobot contoh (gram
|
Kacang hijau (Phaseolus
radiaus)
|
Primer 1
Primer 2
Primer 3
Primer 4
Komposit
Kiriman
Kerja
|
Mangkok
Mangkok
Mangkok
Mangkok
Parohan
Parohan
Parohan
|
811,059
384,149
186,66
|
Kacang tanah (Arachis
hipogeae)
|
Primer 1
Primer 2
Primer 3
Primer 4
Komposit
Kiriman
Kerja
|
Mangkok
Mangkok
Mangkok
Mangkok
Parohan
Parohan
Parohan
|
167,37
162,49
182,86
183,36
696,07
338,99
157,96
|
Padi (Oriza sativa)
|
Primer 1
Primer 2
Primer 3
Primer 4
Komposit
Kiriman
Kerja
|
Mangkok
Mangkok
Mangkok
Mangkok
Parohan
Parohan
Parohan
|
106,72
86,12
100,69
115,32
408,85
215,63
103,34
|
Jagung (Zea mays L.)
|
Primer 1
Primer 2
Primer 3
Primer 4
Komposit
Kiriman
Kerja
|
Mangkok
Mangkok
Mangkok
Mangkok
Parohan
Parohan
Parohan
|
155,92
224,67
187,89
201,30
769,77
386,19
194,46
|
B.
Pembahasan
Benih adalah faktor penetu pertama berhasilnya pertanian yang dilakukan.
Benih yang baik akan mendatangkan hasil yang baik pula bagi pertanian yang di
kembangkan. Namun sebaliknya benih yang buruk mampu mengakibatkan kegagalan
hasil pada pertanian yang diusahakan. Oleh karena itu perlu adanya pengujian
benih untuk mendapatkan benih yang baik untuk pertanian yang diusahakan. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan
konsumen, dalam hal ini adalah petani mengalami kerugian.
Sebagai
langkah pertama dalam pengujian mutu benih adalah menyediakan contoh benih yang
dapat dianggap seragam dan memenuhi persyratan yang telah idtentukan oleh ISTA.
Prinsip
pengambilan cotoh benih adalah mengambil benih dari beberapa bagian dari suatu
kelompok benih yang kemudian dicampur menjadi satu. Penarikan contoh dilakukan
dengan mengambil benih dari berbagai sudut pada wadah terpilih dalam jumlah
yang sama. Pada saat penarikan contoh, tangan dimasukkan dengan telapak tangan
terbuka, dan pada saat dikeluarkan jari-jari tangan hendaknya menggenggam benih
secara rapat, sehingga tidak ada satu pun benih yang terlepas ketika tangan
dikeluarkan dari dalam wadah. Benih-benih yang terambil dari setiap pengambilan
contoh ini disebut contoh primer, sedangkan gabungan contoh-contoh primer
disebut contoh komposit. Contoh benih yang diambil secara acak dari contoh
komposit ini dapat digunakan sebagai contoh kiriman.
Hasil pengamatan yang dilakukan bahwa benih Kacang hijau (Vigna Radiata) pada pengamatan primer
1,2,3,4 yang pengamatannya dilakaukan dengan menggunakan mengkok yaitu … jenis
contoh komposit dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan
metode parohan yaitu 811,059, jenis contoh kiriman dengan cara pengambilan
contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 384,189, dan , jenis
contoh kerja dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan
metode parohan yaitu 186,66.
Hasil pengamatan yang dilakukan bahwa benih Kacang
tanah (Arachis hipogeae) pada pengamatan primer 1,2,3,4 yang
pengamatannya dilakaukan dengan menggunakan mengkok yaitu 167,37, 162,49,
182,86,
183,36. jenis contoh
komposit dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode
parohan yaitu 696,07 ,
jenis contoh kiriman dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan
menggunakan metode parohan yaitu 338,99 ,
dan , jenis contoh kerja dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan
menggunakan metode parohan yaitu 157,96.
Hasil pengamatan yang dilakukan bahwa benih Padi (Oriza
sativa) pada pengamatan primer 1,2,3,4 yang pengamatannya dilakaukan
dengan menggunakan mengkok yaitu 106,72, 86,12,
100,69, 115,32. jenis contoh komposit dengan cara pengambilan
contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 408,85, jenis contoh kiriman dengan cara
pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 215,63, dan jenis contoh kerja dengan cara pengambilan
contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 103,34.
Hasil pengamatan yang dilakukan bahwa benih Jagung (Zea
mays L.) pada pengamatan primer 1,2,3,4 yang pengamatannya
dilakaukan dengan menggunakan mengkok yaitu 155,92, 224,67,
187,89, 201,30. jenis contoh komposit dengan cara pengambilan
contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 769,77, jenis contoh kiriman dengan cara
pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 386,19, dan jenis contoh kerja dengan cara pengambilan
contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 194,46.
5. PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kesimpulan dari praktikum teknologi produksi benih dengan pengambilan
contoh benih ialah sebagai berikut :
1. Benih
adalah faktor penetu pertama berhasilnya pertanian yang dilakukan. Benih yang
baik akan mendatangkan hasil yang baik pula bagi pertanian yang di kembangkan.
Namun sebaliknya benih yang buruk mampu mengakibatkan kegagalan hasil pada
pertanian yang diusahakan. Oleh karena itu perlu adanya pengujian benih untuk
mendapatkan benih yang baik untuk pertanian yang diusahakan. Hal ini dilakukan untuk menghindarkan konsumen,
dalam hal ini adalah petani mengalami kerugian.
2.
Prinsip pengambilan cotoh benih adalah mengambil
benih dari beberapa bagian dari suatu kelompok benih yang kemudian dicampur
menjadi satu. Penarikan contoh dilakukan dengan mengambil benih dari berbagai
sudut pada wadah terpilih dalam jumlah yang sama. Pada saat penarikan contoh,
tangan dimasukkan dengan telapak tangan terbuka, dan pada saat dikeluarkan
jari-jari tangan hendaknya menggenggam benih secara rapat, sehingga tidak ada
satu pun benih yang terlepas ketika tangan dikeluarkan dari dalam wadah.
3.
Hasil pengamatan yang dilakukan bahwa benih
Kacang hijau (Vigna Radiata) pada
pengamatan primer 1,2,3,4 yang pengamatannya dilakaukan dengan menggunakan
mengkok yaitu … jenis contoh komposit dengan cara pengambilan contoh benih
yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 811,059, jenis contoh kiriman
dengan cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan
yaitu 384,189, dan , jenis contoh kerja dengan cara pengambilan contoh benih
yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 186,66.
4.
Hasil pengamatan yang dilakukan bahwa benih Kacang tanah (Arachis hipogeae) pada
pengamatan primer 1,2,3,4 yang pengamatannya dilakaukan dengan menggunakan
mengkok yaitu 167,37, 162,49,
182,86, 183,36. jenis contoh komposit dengan cara pengambilan
contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 696,07 , jenis contoh kiriman dengan
cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 338,99 , dan , jenis contoh kerja dengan
cara pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 157,96.
5.
Hasil pengamatan yang dilakukan bahwa benih Padi (Oriza sativa) pada
pengamatan primer 1,2,3,4 yang pengamatannya dilakaukan dengan menggunakan
mengkok yaitu 106,72, 86,12,
100,69, 115,32. jenis contoh komposit dengan cara pengambilan
contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 408,85, jenis contoh kiriman dengan cara
pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 215,63, dan jenis contoh kerja dengan cara pengambilan
contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 103,34.
6. Hasil
pengamatan yang dilakukan bahwa benih Jagung (Zea
mays L.) pada pengamatan primer 1,2,3,4 yang pengamatannya
dilakaukan dengan menggunakan mengkok yaitu 155,92, 224,67,
187,89, 201,30. jenis contoh komposit dengan cara pengambilan
contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 769,77, jenis contoh kiriman dengan cara
pengambilan contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 386,19, dan jenis contoh kerja dengan cara pengambilan
contoh benih yaitu dengan menggunakan metode parohan yaitu 194,46.
B. Saran
Saran
saya pada praktikum teknologi dan produksi benih agar pada melaksanakan
praktikum harus diperhatikan dengan baik sehingga tidak ada kesalahan dan
kecelakaan kerja saaat praktikum sedang dimulai atau dilaksanakan.
DAFTAR PUSTAKA
Copeland
L O dan M B Mc Donald 2005. Principles of Seed Science and Technology. New York: Burgess Publishing Company.
Ferdian 2010. Ilmu Pertanian. Jurnal
Kultura. Vol. 11 (No.1). halaman : 22-31.
Kuswanto, H.
1997. Analisis Benih. Andi, Yogyakarta.
Nasir 2005. Peranan benih dalam usaha pengembangan
palawija 1. Jurnal Agronomi XII
(1): 12-15.
Satopo, L. 1985.
Teknologi Benih. Jakarta : CV. Gramada.
Satopo, L. 2002.
Teknologi Benih. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Tim
Penyusun. 2009. Penuntun Praktikum Teknologi Benih. Jurusan Budidaya, Fakultas Pertanian.
Universitas Udayana. Denpasar
uwandi,
N. Sumarni dan F.A. Bahar. 1995. Aspek Agronomi Cabai. Penebar Swadaya.
Jakarta.
LAMPIRAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar