Minggu, 23 Oktober 2016

LAPORAN NUTRISI TANAMAN Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Kandang Kotoran Ayam terhadap Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Tanah



LAPORAN PRAKTIKUM
 NUTRISI TANAMAN



 








Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Kandang Kotoran Ayam terhadap
Pertumbuhan dan Perkembangan Kacang Tanah



OLEH
TANZA NIRMALA
D1B1 14150




PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
2016




HALAMAN PENGESAHAN
Judul               :  Laporan Lengkap Praktikum DasarDasar Pemuliaan Tanaman
Nama               :  Tanza Nirmala
NIM                :  D1B1 14 150
Kelas               :  Agroteknologi B
Jurusan            :  Agroteknologi
Fakultas           :  Pertanian


Telah  Diperiksa dan Disetujui
                                                                                                Kendari,    Juni 2016
Dosen Koordinator Mata Kuliah,                                           Koordinator Asisten,                                     

Prof. Dr. H. Darwis, DEA.                                              Andi Awaludin, S.P., M.P.
NIP. 19610608 198602 1 001                                               












 
KATA PENGANTAR
 Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kami dapat mengerjakan tugas ini tanpa adanya halangan. Terima kasih juga kami ucapkan kepada dosen mata kuliah dan Asisten Praktikum yang bersedia memberikan waktu untuk menyelsaikan laporan ini.
Laporan Praktikum Nutrisi Tanaman ini disusun berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan yang telah dilakukan dan dibahas dengan dukungan oleh literatur yang relevan dengan pengamatan dan percobaan yang telah dilaksanakan.
Kami menyadari bahwa penyusunan laporan ini dari segi penulisan dan penyajian materi masih sangat jauh dari yang diharapkan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak untuk lebih kearah perbaikan dan penyempurnaan laporan ini.


Kendari, Juni 2016
                        Penulis









DAFTAR ISI
Halaman Judul ......................................................................................................  i
Halaman Pengesahan............................................................................................. ii
Riwayat Hidup...................................................................................................... iii
Kata Pengantar...................................................................................................... iv
Daftar Isi............................................................................................................... v
Daftar Grafik......................................................................................................... vi
BAB I.    PENDAHULUAN............................................................................... 1
A.     Latar Belakang........................................................................................ 1
B.     Tujuan dan Kegunaan.............................................................................. 2
BAB II.   TINJAUAN PUSTAKA...................................................................... 3
BAB III.  METODE PRAKTIKUM.................................................................... 8
A.    Waktu dan Tempat................................................................................... 8
B.     Alat dan Bahan........................................................................................ 8
C.     Cara Pelaksanaan...................................................................................... 8
BAB  IV. HASIL DAN PEMBAHASAN.......................................................... 10
A.    Hasil......................................................................................................... 10
B.     Pembahasan.............................................................................................. 12
BAB V. PENUTUP.............................................................................................. 16
A.    Kesimpulan............................................................................................... 16
B.     Saran......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN




DAFTAR GRAFIK
No.                                                   Judul                                                 Halaman
1.      Grafik Rata – Rata Tinggi Tanaman............................................................... 10
2.      Grafik Rata – Rata Panjang Daun................................................................... 10
3.      Grafik Rata – Rata Lebar Daun...................................................................... 11
4.      Grafik Rata – Rata Jumlah Daun.................................................................... 11
5.      Grafik Rata – Rata Diameter Batang.............................................................. 12











I. PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kacang Tanah merupakan komoditas potensial yang memiliki kelebihan baik dari segi agronomis maupun ekonomis. Cara budidayanya mudah, dapat ditanam  pada tanah yang kurang subur, lebih tahan kekeringan, dapat dipanen umur 3-4  bulan, dan harga jual relatif tinggi dan stabil. Seiring dengan meningkatnya kebutuhan akan kacang tanah di Indonesia, tentunya peningkatan kuantitasnya pun sangat diharapkan. Dalam memenuhi kebutuhan masyarakat akan kacang tanah, maka dibutuhkan inovasi-inovasi baru dalam penanaman kacang tanah agar menghasilkan tanaman yang tumbuh dalam waktu cepat namun tidak merusak.
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah  satu jenis  tanaman  yang  banyak  dikonsumsi masyarakat  Indonesia, dimanfaatkan  sebagai  bahan pangan  yang  dikonsumsi  langsung,  atau  campuran makanan seperti roti, bumbu dapur, bahan baku industri minyak,  dan  produk  makanan  ternak,  sehingga kebutuhan  kacang  tanah  terus  meningkat  setiap tahunnya sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk, kebutuhan  gizi  masyarakat,  dan  diversifikasi  pangan. Hal  ini  tidak  sebanding  dengan  peningkatan  jumlah penduduk  tiap  tahunnya. Permasalahan  yang  dihadapi dalam  meningkatkan  produksi kacang  tanah  nasional disebabkan  oleh  produktivitas  tanaman  kacang  tanah yang  masih  rendah  dan  berkurangnya  lahan  yang produktif.
Tumbuhan memerlukan nutrisi untuk kelangsungan hidupnya. Nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah banyak disebut unsur makro ( makronutrien ). Unsur makro misalnya karbon, oksigen, hidrogen, nitrogen, sulfur, kalium, kalsium, posfor dan magnesium. Sedangkan nutrisi yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit disebut unsur mikro ( mikronutrein ). Contoh unsur mikro adalah klor, besi, boron, mangan , seng, tembaga, molibdenum. Kekurangan nutrien di tanah atau media tempat tumbuhan hidup menyebabkan tumbuhahan mengalami defisiensi. Defisiensi mengakibatkan tumbuhan menjadi tumbuh dan berkembang dengan tidak sempurna.


B.     Tujuan dan Kegunaan
Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui pertumbuhan dan produksi kacang tanah serta pengaruh kebutuhan nutrisi tanaman dengan pemberian pupuk kotoran ayam.
Kegunaannya yaitu agar praktikan dapat mengukur pertumbuhan dan produksi kacang tanah serta pengaruh kebutuhan nutrisi tanaman dengan pemberian pupuk kotoran ayam.





II. TINJAUAN PUSTAKA
Kacang tanah merupakan salah satu kelompok tanaman legum yang secara morfologis memiliki  suatu  keunikan  tersendiri,  yaitu  pada  proses  pembentukan  polongnya.  Jika  pada tanaman legum yang lain polong terbentuk di atas permukaan tanah (berada pada posisi yang sama dengan tajuk tanaman) tetapi untuk kacang tanah, polong baru akan terbentuk apabila ginofor  (calon  bakal   buah  yang  memanjang)  sudah  mencapai  dan  masuk  ke  dalam  tanah (Andhi, 2010).  Dalam dunia tumbuhan, tanaman kacang tanah diklasifikasikan sebagai  berikut:
Kingdom                       : Plantae
Divisi                 : Spermatophyta
Subdivisi                        : Angiospermae
Kelas                  : Dicotyledonae
Ordo                  : Rosales
Famili                 : Papilionaceae
Genus                : Arachis
Spesies               : Arachis hypogaea, L.
Menurut  Maesen  dan  Somaatmadja,  kacang  tanah menghendaki  keadaan iklim yang panas tetapi sedikit lembab, yaitu rata-rata 65-75% dan curah  hujan tidak terlalu tinggi, yaitu sekitar 800-1300 mm/tahun. Pada waktu berbunga  tanaman kacang tanah menghendaki keadaan yang cukup lembab dan cukup  udara, sehingga kuncup buah dapat menembus tanah dengan baik dan pembentukan  polong  dapat  berjalan  secara  leluasa,  sedangkan  pada  saat  buah kacang tanah menjelang tua, tanah harus diupayakan menjadi kering (Latada, 2013).
Penanaman kacang tanah di Indonesia kebanyakan dilakukan di tanah kering (tegalan) atau di sawah. Pada umumnya kacang tanah ditanam pada saat menjelang musim kemarau, namun penanaman kacang tanah di tegalan dilakukan pada awal atau akhir musim penghujan, karena tanaman tersebut di tanam oleh petani maka dapat disebut sebagai produksi tanaman rakyat.  Kacang  tanah  termasuk  tanaman  palawija,  yakni  tanaman  palawija  yang  berumur pendek, jadi tanaman ini tergolong tanaman yang cepat menghasilkan. Buah kacang tanah ini merupakan  makanan  yang  sehat,  karena  mengandung  protein  nabati  dan  lemak  yang dibutuhkan manusia (Pitojo, 2005).
Masih  rendahnya  produksi  dan  produktivitas  yang  dicapai  petani  dalam pengembangan budidaya kacang tanah disebabkan oleh teknik budidaya yang belum optimal, pemupukan dan persediaan air kurang memadai,  adanya serangan hama dan penyakit, serta adanya  gangguan  gulma  yang  merupakan  pesaing  dari  kacang  tanah.  Pengaruh  yang merugikan  dari  gulma  terhadap  tanaman  budidaya  dapat  berupa  persaingan  dalam pemanfaatan  unsur  hara,  air,  cahaya  serta  ruang  tempat  tumbuh.  Kemampuan  persaingan antara  tanaman  dengan  gulma  dipengaruhi  oleh  jenis  gulma,  kerapatan  gulma,  saat  dan lamanya persaingan, cara budidaya, dan varietas yang ditanam serta tingk at kesuburan tanah (Wijaya dan Syawal, 2015).
Untuk  tumbuh  dan  berkembang,  tanaman kacang  tanah  memerlukan  persyaratan  tumbuh tertentu.  Persyaratan  ini meliputi  faktor  kondisi  tanah  dan  iklim.  Kedua  faktor  tersebut  akan  sangat mempengaruhi  penentuan  saat  tanam  yang  tepat.  Kacang  tanah  tidak  terlalu memilih  jenis  tanah.  Pada  tanah  yang  berat  kacang  tanah  masih  dapat menghasilkan jika  pengolahan  tanahnya  dilakukan  dengan  baik.  Tetapi, kacang  tanah  dapat  tumbuh  optimal  pada  tanah  yang  ringan  yang  cukup mengandung unsur hara (Prabowo dkk, 2015).
Meningkatan keruburan  tanah  dapat dilakukan dengan memanfaatkan  sisa tanaman,  kotoran  ternak,  kompos,  bokashi  yang dikenal sebagai bahan organik. Penggunaan bahan organik  memberi  keuntungan  antara  lain  tekstur tanah  menjadi  lebih  baik,  mengandung  kurang lebih 16 macam unsur hara yang diperlukan bagi pertumbuhan  tanaman,  aktifitas  mikroorganisme menguntungkan  lebih  baik,  dan  mudah  diperoleh di pedesaan. Pemberian  bahan  organik  ke  tanah  akan berpengaruh terhadap sifat fisik, kimia dan biologi tanah  secara  simultan,  pengaruhnya  adalah memperbaiki aerase tanah, menambah kemamuan tanah  menahan  unsur  hara,  meningkatkan kapasitas menahan air, meningkatkan daya sangga tanah,  sebagai  sumber  unsur  hara  dan  sumber energi bagi mikroorganisme tanah (Ariaini dkk, 2015).
Pemupukan dengan bahan organik merupakan salah satu alternatif untuk meningkatkan kualitas tanah ultisol dengan cara menambah hara makro dan mikro bagi tanaman sekaligus memperbaiki struktur tanah secara alami. Fungsi  bahan  organik dalam  tanah  yaitu  selain  sumber  makanan  dan energi  bagi  mikroorganisme  juga  membantu dalam  menyediakan  hara  bagi  tanaman  melalui perombakan dirinya sendiri dan juga menyediakan zat-zat  yang  dibutuhkan  agregasi  partikel  tanah. Pemberian  bahan  organik  dapat  meningkatkan  pH  tanah,  P  tersedia,  N  total,  KTK,  Kdd dan menurunkan Al-dd, erapan P, fraksi Al dan Fe dalam  tanah,  sehingga  dapat  meningkatkan kandungan  P  tanaman,  pada  akhirnya  hasil tanaman juga turut meningkat (Ramadani dkk, 2015).
Frekuensi pemberian pupuk dilakukan pada masa vegetatif tanaman, karena menurut), tanaman membutuhkan unsur hara untuk melakukan proses-proses metabolisme, terutama masa vegetatif, sehingga diharapkan unsur yang terserap dapat digunakan untuk mendorong pembelahan sel dan pembentukan sel-sel baru untuk membentuk organ tanaman seperti daun, batang, dan akar yang lebih baik sehingga dapat memperlancar proses fotosintesis. Pemupukan mempunyai peran untuk mencukupi kebutuhan hara tanaman. Meskipun kacang tanah tidak menunjukkan respon yang nyata terhadap penambahan pupuk, untuk mencapai produktivitas yang tinggi diperlukan tingkat kesuburan tanah yang tinggi. Pemberian kotoran ayam merupakan salah satu alternatif yang perlu dikaji dalam peningkatan produktivitas. Pemberian kotoran ayam dapat memperbaiki struktur tanah, menambah kandungan bahan organik, meningkatkan aktivitas jasad renik, meningkatkan kapasitas tukar kation dalam tanah (Rizqiani, 2007).
Pupuk  kandang  merupakan  kotoran  hewan  ternak  yang  tercampur  dengan sisa makanan. Nilai pupuk kandang ditentukan oleh sumber cara penanganannya dan  harga  hara  yang  ditambahkan  selain  itu,  juga  ditentukan  oleh  komposisi pupuk,  yang  tergantung  dari  jenis,  umur,  keadaan  individu  hewan  dan  jenis makanan yang dikonsumsi hewan. Pupuk  kandang  memiliki  beberapa  sifat  yang  lebih  baik  antara  lain: merupakan humus  yang dapat menjaga  mempertahankan struktur  tanah, sebagai sumber hara N, P, dan K yang amat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, menaikkan daya menahan air dan banyak mengandung mikroorganisme yang dapat mensintesa senyawa-senyawa tertentu sehingga berguna bagi tanaman (Rizwan, 2010).
Penambahan pupuk kandang kotoran ayam ke dalam tanah dapat menjaga stabilitas agregat dan pori-pori makro yang dibutuhkan untuk infiltrasi sehingga mengurangi run off dan erosi. Kotoran  ayam  terkandung unsur-unsur hara seperti kadar N 1.70%, P 1.90% dan K 1.50%. Terlihat bahwa pupuk  kotoran  ayam  memiliki  sumber  kalium  dan  mengandung  unsur  mikro seperti  seng  (Zn),  tembaga  (Cu),  besi  (Fe),  molybdenum  (Mo).  Pupuk  kandang kotoran  ayam  lebih  cepat  matangnya,  kelembaban  yang  rendah  memperkecil mineralisasinya  dan  mempersempit  depresi  nitrat  dalam  tanah  sehingga ketersediaan  unsur  hara  yang  didapat  dalam  kotoran  ayam  lebih  cepat  diserap. Pupuk  kandang  kotoran  ayam  juga  dikategorikan  berkualitas  tinggi,  pupuk kandang  terkaya,  mengandung  bahan  organik,  nitrogen,  fospor  dan   kalium tersedia lebih besar (Pranata, 2010).
Penggunaan  bahan  organik  yang dimaksud  adalah   untuk  meningkatkan kandungan  bahan  organik  adalah  melalui pupuk  kandang.  Hasil  dari  dekomposisi bahan  organik  seperti  N,  P,  K,  Ca,  S,  dan Mg  yang  sebelumnya  teresimilasi  dengan bahan  tersebut  dan  secara  langsung  dapat meningkatkan  pH  selain  itu  bahan  organik juga  meningkatkan  kemampuan  tanah menyangga  kation  karena  akhir dekomposisi  bahan  organik  menghasilkan suatu  senyawa  kompleks  yang  disebut humus.   Tanaman  kacang tanah  (Arachis hypogeae  L)  terpilih sebagai tanaman  percobaan  penelitian  karena tanaman  tersebut  diupayakan  dan  dibudidayakan  seiring  dengan  permintaan semakin hari semakin meningkat, selain itu perlu  dilakukan  penelitian  hasil  kacang tanah  (Arachis  hypogaea  L.)  akibat pemberian  pupuk  kandang agar  pertumbuhan  suatu  tanaman  tidak  lagi terhambat  dan  ketersedian  hara   meningkat (Sabran dkk, 2015).
Penggunaan pupuk sangat penting dalam peningkatan produksi kacang tanah karena pupuk mengandung hara dengan konsentrasi relatif tinggi. Untuk kacang tanah, pupuk  yang banyak dipakai adalah pupuk nitrogen (N), fosfat (P),  dan  kalium  (K).  Kacang  tanah  termasuk  tanaman Leguminosae  yang mampu  mengikat  nitrogen  dari  udara.  Namun,  kemampuannya  mengikat nitrogen baru dimiliki pada umur 15 –20 hari setelah tanam. Oleh karena itu, pupuk nitrogen tetap diperlukan. Pemberiannya dilakukan bersamaan dengan saat tanam dengan dosis 15 –20 kg N/ha. Pupuk fosfat berfungsi mendorong pertumbuhan akar. Bagi kacang tanah, pupuk fosfat dibutuhkan lebih banyak dibanding  pupuk  nitrogen  yaitu  45  kg  P2O2/ha.  Sedangkan  pupuk  kalium berperan penting dalam fotosintesis. Tanah yang mengandung cukup kalium akan  menghasilkan  kacang  tanah  yang  berkualitas  tinggi.  Pemberian  kalium yang cukup akan membuat polong tumbuh baik dan berisi penuh. Dosis yang diperlukan kacang tanah yaitu 50 –60 kg K2O/ha (Indria, 2005).
Defisiensi atau kahat unsur hara adalah kekurangan meterial (bahan) yang berupa makanan bagi tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Kebutuhan tanaman akan unsur hara berbeda-beda tergantung dari jenis tanamannya, ada jenis tanaman yang rakus makanan dan adapula yang biasa saja. Jika unsur hara dalam tanah tidak tersedia maka pertumbuhan tanaman akan terhambat dan produksinya menurun. Dengan mengetahui gejala defisiensi unsur hara pada tanaman merupakan salah satu upaya mengetahui ketersediaan unsur hara pada tanaman tersebut (Dewanto, 2013).



III. METODE PRAKTIKUM
A.    Waktu dan Tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan bulan Mei 2016. Bertempat di Kebun Percobaan II Fakultas Pertanian Universitas Halu Oleo, Kendari.
B.     Alat dan Bahan
Alat yang digunakan yaitu cangkul, parang, meteran, tali rafia, alat tulis dan kamera.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini yaitu benih kacang tanah, pupuk kandang kotoran ayam, dan pupuk urea.
C.    Cara Pelaksanaan
Prosedur kerja setiap reaksi yang dilakukan pada praktikum ini adalah sebagai berikut.
1.      Persiapan dan Pembukaan lahan
Pembukaan lahan dengan pembajakan dan pencangkulan untuk pembersihan lahan dari segala macam gulma (tumbuhan pengganggu) dan akar-akar pertanaman sebelumnya, serta untuk memudahkan perakaran tanaman berkembang dan menghilangkan tumbuhan inang bagi hama dan penyakit.
2.      Pembentukan Bedengan
Buat bedengan ukuran lebar 80 cm, panjang menyesuaikan, ketebalan bedengan 20-30 cm. Diantara bedengan dibuatkan parit.
3.      Pengapuran
Untuk menaikkan pH tanah, terutama pada lahan yang bersifat sangat masam dilakukan pengapuran dengan dosis + 1 - 2,5 ton/ha selambat-lambatnya 1 bulan sebelum tanam.
4.      Penanaman
Sebelum penanam membuat larikan dengan jarak tanam 40 x 15 cm, 30 x 20 cm, atau 20 x 20 cm. Setelah itu benih di tanam 2 atau 3 butir ke dalam lubang tanam dengan kedalam 1-2 cm, kemudian di tutup dengan pupuk kandang sesuai perlakuan.
5.      Pemupukan dan Pemeliharaan
Dosis pupuk yang digunakan yaitu,
Pupuk kandang kotoran ayam                             :  20 ton per hektar
Pupuk urea                                                           :  100 kg per hektar
Cara pemberian dilakukan 2 (dua) kali, yakni     :
-        Pemupukan pertama : 10 t/ha pupuk klandang tanpa urea (saat tanam)
-        Pemupukan kedua : 10 t/ha pupuk kandang + 100 kg urea per hektar
Pemupukan kedua dilakukan pada saat tanaman berumur 10 hari, bersamaan pendairan. Untuk mencegah kekeringan dilakukan penyiraman tiap pagi jika tidak ada hujan. Penyulaman Sulam benih yang tidak tumbuh atau mati, untuk penyulaman lebih cepat lebih baik (setelah yang lain kelihatan tumbuh ± 3-7 hari setelah tanam
6.      Variabel yang diamati
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan setiap minggu, mulai umur 2 minggu setelah tanam (MST) pengamatan ini dilakukan setiap seminggu selama 5 kali. Mengukur tinggi tanaman, jumlah dan lebar daun, dan diameter batang








IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A.    Hasil
Hasil yang diperoleh pada praktikum ini dapat dilihat melalui data pada tabel pengamatan berikut ini.
Grafik 1. Rata – Rata Tinggi Tanaman
Grafik 2. Rata – Rata Panjang Daun
Tabel 3. Rata –Rata Lebar Daun
Grafik 4. Rata – Rata Jumlah Daun



Grafik 5. Rtaa –Rata Diameter Batang
B.     Pembahasan
Berdasarkan pengamatan pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang tanah selama praktikum ini dilaksanakan yaitu pengaruh pupuk kandang kotoran ayam menunjukkan pengaruh nyata hanya terhadap tinggi tanaman, jumlah  daun dan diameter batang. Pengaruh  yang terjadi  tersebut  karena  pupuk  kandang  kotoran ayam  yang  diberikan  mampu memberikan  dan  menyumbangkan  unsur  hara berlangsung  secara  bertahap  serta  lama,  sehingga  pemberian  pupuk  kandang kotoran ayam  memungkinkan  untuk  memperbaiki  sifat fisik, kimia dan  biologi tanah.  Peranannya  terhadap  sifat  fisik adalah  struktur  tanah dan  mengurangi kepadatan,  Sedangkan  pada  sifat  kimia  adalah  meningkatkan  kandungan  bahan organik,  kapasitas  tukar  kation  (KTK)  dan  kandungan  hara  makro  dan  mikro, secara biologi pupuk kandang berperan dalam meningkatkan aktivitas metabolik organisme  tanah  dan  kegiatan  jasad  mikro  serta  membantu  dekomposisi  tanah.
Pada beberapa hari setelah tanam minggu pertama, tanaman kacang tanah sudah banyak yang tumbuh hingga 2-3 cm, namun masih ada beberapa yang belum tumbuh dan ada yang mati. Setelah itu maka dilakukan penyulaman. Pengukuran pada minggu pertama,  pertumbuhan tanaman kacang tanah pada masing – masing perlakuan memiliki ukuran tinggi tanaman yang rata – rata sama sekitar 3,0 cm. Bahkan jumlah daunnya berjumlah rata – rata 2 tangkai pertanaman. Minggu kedua mulai ada peningkatan sampai minggu keempat. Bisa dilihat dari rata – rata pertumbuhan tinggi hingga 31,7 cm, jumlah daun 7 tangkai sampai diameter batang 1,4 cm. Hal in karena penambahan pupuk organik padat kotoran ayam dapat menyediakan unsur hara yang  diperlukan  tanaman,  diantaranya  nitrogen,  posfor  dan  kalium.  Penggunaan  pupuk organik padat dari kotoran ayam memberikan pengaruh nyata terhadap pertumbuhan vegetatif tanaman kacang tanah, seperti tinggi  tanaman, panjang dan lebar daun, jumlah daun serta diameter batang.
Pemberian  pupuk  kandang  kotoran  ayam menunjukkan pengaruh nyata terhadap jumlah daun pada umur 35 dan 42 hst. Cara pemberian juga mampu mendukung pertumbuhan tercapainya kebutuhan  tanaman  yang  optimal  sehingga  memberikan  respon  yang baik. Sedangkan tidak berpengaruh nyata  pada variabel lainnya (tinggi tanaman) diduga  karena cara  pemberian pupuk kandang ayam yang digunakan pengaruhnya belum optimal karena belum terdekomposisi secara sempurna pada tanah diawal pertumbuhan maupun terhadap masa berbuah sehingga pengaruhnya pada tanaman belum tampak terlihat karena pupuk kandang kotoran  ayam  yang  digunakan  dalam  kondisi  belum  sepenuhnya  matang  tidak diayak. Pemupukan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Pada tanaman kacang tanah pemberian pupuk dilakukan dengan cara penyebaran pupuk di permukaan tanah atau bedengan.
Pupuk  kandang  memiliki  beberapa  sifat  yang  lebih  baik  antara  lain: merupakan  humus  yang  dapat  menjaga  mempertahankan  struktur  tanah,  sebagai sumber hara N, P, dan K yang amat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, menaikkan daya menahan air dan banyak mengandung mikroorganisme yang dapat mensintesa senyawa-senyawa tertentu sehingga berguna bagi tanaman. Penambahan pupuk kandang ke dalam tanah dapat menjaga stabilitas agregat dan pori-pori makro yang dibutuhkan untuk infiltrasi sehingga mengurangi run off dan erosi.
Tinggi tanaman merupakan ukuran tanaman yang sering diamati, baik sebagai indikator pertumbuhan  maupun  sebagai  parameter  yang  digunakan  untuk  mengukur  pengaruh lingkungan atau perlakuan yang diterapkan. Ini didasarkan kenyataan bahwa tinggi tanaman merupakan ukuran pertumbuhan yang paling mudah dilihat  (Hakim, 2009). Pemberian pupuk organik padat berpengaruh nyata pada tinggi tanaman kacang tanah dengan perlakuan tanpa pupuk organik  padat  dan perlakuan menggunakan pupuk organik padat.
Pupuk  organik  padat  dari  kotoran  ayam  memiliki  kualitas  yang  baik dibandingkan  dengan  pupuk  organik  yang  lainnya,  pupuk  organik  padat  ini  mudah terdekomposisi sehingga dapat memacu pertumbuhan tanaman,  pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian Buckman dan Brady (Indah Megahwati, 2009),  bahwa pupuk kandang ayam merupakan  bahan  organik  yang  berkualitas  tinggi  dan  cepat  terdekomposisi  atau  cepat tersedia bagi tanaman bila dibandingkan dengan pupuk organik yang berasal dari sapi atau hewan lain. Kualitas bahan organik oleh kandungan lignin dan polifenol serta C/N ratio dan berkorelasi  dengan  kecepatan  dekomposisi  dan  mineralisasi  bahan  organik  tersebut. Berdasarkan hasil analisis kimia pupuk kandang ayam, kandungan C/N rasio tergolong rendah yaitu 1,92 artinya bahwa pupuk kandang ayam cepat terdekomposisi menjadi unsur hara yang dibutuhkan tanaman sehingga akan memacu pertumbuhan tanaman.
Jumlah  daun  berpengaruh  terhadap  penyediaan  makanan  bagi  tanaman  (fotosintesis). Jumlah daun jagung yang banyak 9,43 helai, terdapat pada tanaman yang dengan perlakuan pupuk organik padat kotoran ayam 10 ton/ha. Semakin banyak daun semakin tinggi fotosintesis yang terjadi. Menurut Gardner dkk. (Wahida dkk., 2011), daun berfungsi sebagai organ utama fotosintesis pada  tumbuhan,  efektif  dalam  penyerapan  cahaya  dan  cepat  dalam  pengambilan  CO2. Novizan  (Dongoran,  2009)  menyatakan  bahwa,  nitrogen  dibutuhkan  untuk  membentuk senyawa  penting  seperti  klorofil,  asam  nukleat,  dan  enzim  sedangkan  unsur  hara  mikro berfungsi terutama dalam pembentukan daun dan klorofil pada daun. Pemberian pupuk urea yang mengandung 46% Nitrogen dapat memepengaruhi pembentukan daun. Apabila pembentukan daun  tersebut  terganggu  maka  proses  fotosintesis  akan  terganggu  juga  dan  pertumbuhan tanaman  terganggu  dan  jika  terjadi  kekurangan  nitrogen,  tanaman  akan  tumbuh  lambat  dan kerdil.
Rataan panjang daun dan lebar daun menunjukkan bahwa pada perlakuan tanpa pupuk organik berbeda nyata dengan perlakuan menggunakan pupuk organik padat. Hasil  penelitian  Maryam  dkk.  (2008),  menyatakan  bahwa  panjang  daun  maupun lebar daun caisin dan pakcoi serta lebar daun selada dengan perlakuan pupuk kandang ayam menunjukkan  hasil  tertinggi  diantara  perlakuan  jenis  pupuk  organik  lain.  Hal  ini  diduga karena kandungan nitrogen pupuk kandang  ayam lebih tinggi dibandingkan pupuk kandang sapi dan kompos.
Diameter  batang  berpengaruh  terhadap  berdirinya  tanaman  agar  tidak  mudah  roboh ketika  tanaman  semakin  tinggi.  Diameter  batang  yang  paling  besar  4,24  cm  terdapat  pada tanaman dengan dosis pupuk organik padat 10 ton/ha. Diameter batang  semakin bertambah dipegaruhi oleh unsur hara kalium. Penelitian  Silahooy (2008),  tentang  efek pupuk  KCl dan SP-36 terhadap kalium tersedia, serapan kalium dan hasil kacang tanah (Arachis hypogaea L.) di  Desa  Halong  Kecamatan  Baguala,  menunjukkan  bahwa  pentingnya  kalium  dalam penambahan diameter batang berhubungan dengan fungsi kalium untuk meningkatkan kadar sclerenchyma  pada  batang.  Sclerenchyma  mempunyai  fungsi  memberi  penebalan  dan kekuatan pada jaringan batang sehingga tanaman lebih kuat atau tidak mudah rebah, dengan penambahan pupuk  orgaik padat maka unsur hara kalium bertambah dan terjadi penambahan sclerenchyma.  Penambahan  sclerenchyma  menyebakan  diameter  batang  juga  bertambah besar.  Rahmianna  dan  Bel  (Silahooy,  2008)  menjelaskan  bahwa  pertumbuhan  tanaman berkolerasi  dengan  penambahan  konsentrasi  kalium  pada  daerah  pembesaran.  Bila  tanaman kekurangan  kalium  pada  daerah  pembesaran  dan  perpanjangan  sel  terhambat,  akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman.


V. PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa :
1)      Pupuk kandang kotoran ayam berpengaruh nyata terhadap variabel tinggi tanaman, jumlah  daun,  dan diameter batang. 
2)      Pupuk organik kotoran ayam yang paling baik mempengaruhi tanaman jagung yaitu pada perlakuan pupuk organik kotoran ayam 10 ton/ha.
3)      Pupuk  kandang  memiliki  beberapa  sifat  yang  lebih  baik  antara  lain: merupakan  humus  yang  dapat  menjaga  mempertahankan  struktur  tanah,  sebagai sumber hara N, P, dan K yang amat penting bagi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, menaikkan daya menahan air dan banyak mengandung mikroorganisme yang dapat mensintesa senyawa-senyawa tertentu sehingga berguna bagi tanaman.

B.     Saran
Saran yang dapat saya sampaikan untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang tanah menjadi lebih  baik maka  disarankan  memberikan pupuk kandang  kotoran  ayam dengan dosis yang lebih banyak, dan untuk hasil produksi agar maksimal harus di panen sesuai waktunya.



DAFTAR PUSTAKA
Andhi, 2010. Keterse  iaan Fosfat, Serapan Fosfat, Dan Hasil Tanaman Kacang Tanah Akibat Pemberian Pupuk Fosfat Pada Ultisols. Jurnal Ilmu Tanah dan Lingkungan 9: 30-36.
Ariaini, Neichita Ayu., Supriyanto, Agus., Nurhariyati, Tri. 2015. Pengaruh Pemberian Pupuk Hayati Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.). Jurnal Ilmiah Biologi, Vol. 3 No. 2, Hal 80-89.
Dewanto, F. G. 2013. Pengaruh Pemupukan Anorganik dan Organik Terhadap Produksi Tanaman Jagung Sebagai Sumber Pakan. Zootek 32 (5): 1-8.
Indria, Ariek Trias. 2005. Pengaruh Sistem Pengolahan Tanah dan Pemberian Macam Bahan Organik Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea I.). Skripsi S1 Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 43 hal.
Latada, Kurnia Y, dkk. 2013. Respon Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) Melalui Pemberian Pupuk Phonska). Jurnal Agrologia. 1 (2) : Hal 1-24.
Pitojo, 2005. Status Kadar Lengas Tanah dan Hasil Kacang Tanah pada Berbagai Bentuk dan Dosis Mulsa Jerami. Tesis. Unibraw. Malang.
Prabowo, Jarot., Haryoko, Widodo., dan Zaharnis. 2015. Pertumbuhan dan Hasil Kacang Tanah (Arachis hypogaea L.) pada Tegakan Tanaman Karet. Jurnal, hal 1-10.